Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas berakhir dengan naik, pada perdagangan di hari Senin (18/07/2022), setelah dolar AS sedikit mundur, sementara investor mengurangi keyakinan akan kenaikan suku bunga 100 basis poin oleh Federal Reserve pada pertemuan mendatang. Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi $1.719,49 per ounce, setelah jatuh ke level terendah dalam hampir satu tahun di minggu lalu. Harga emas di bursa berjangka AS naik 0,6% menjadi $1.714,30.

Indeks dolar AS sendiri turun mendekati level tertinggi 20 tahun, turun 0,3%, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Nampaknya pasar menolak gagasan kenaikan suku bunga 100 bp setelah komponen inflasi Universitas Michigan hari Jumat melemah.

Survei awal konsumen Universitas Michigan untuk bulan Juli menunjukkan konsumen melihat inflasi berjalan pada 2,8% selama cakrawala lima tahun, terendah dalam satu tahun dan turun dari 3,1% pada bulan Juni. Agresifitas bank sentral telah diperhitungkan, dan dengan emas bertahan di level $1.700 per ons minggu lalu, kita mungkin melihat short sedikit terjepit karena hawk mungkin kecewa dengan Fed yang hanya menaikkan suku bunga sebesar 75 bps minggu depan.

Esekutif Fed memberi isyarat pada hari Jumat bahwa mereka akan mempertahankan kenaikan suku bunga 75-bp pada pertemuan 26-27 Juli mereka untuk memerangi inflasi yang melonjak. Sementara Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan kebijakannya akhir pekan ini. Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, suku bunga yang lebih tinggi merusak daya tarik emas batangan, yang tidak dikenakan bunga.