Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga minyak turun 1% pada hari Senin (10/03/2025) karena kekhawatiran bahwa kebijakan tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Cina akan memperlambat ekonomi di seluruh dunia dan memangkas permintaan energi sementara OPEC+ meningkatkan pasokannya.

Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada $69,28 per barel, turun $1,08, atau 1,5%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada $66,03 per barel, turun $1,01, 1,5%.

Minggu lalu menandai penurunan mingguan ketujuh berturut-turut WTI, penurunan terpanjang sejak November 2023, sementara Brent turun untuk minggu ketiga berturut-turut.

Kebijakan proteksionis ala Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar di seluruh dunia, dengan Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak terbesar negaranya yakni Kanada dan Meksiko, sementara juga menaikkan bea atas barang-barang Tiongkok. Cina dan Kanada telah menanggapi dengan tarif mereka sendiri.

Pasar saat ini sedang gelisah, termasuk prospek resesi untuk AS. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi gambaran kondisi makro. Selama akhir pekan, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan Trump tidak akan mengurangi tekanan pada tarif di Meksiko, Kanada, dan Cina.

Investor sekarang khawatir tentang kemungkinan perlambatan ekonomi yang dapat membatasi permintaan minyak. Bursa saham, yang sering diikuti oleh harga minyak mentah, terus mengalami penurunan tajam di tengah kekhawatiran tarif, dimana indek acuan S&P 500 turun 2% dan Nasdaq turun lebih dari 3%.

Pada hari Jumat, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kelompok OPEC+ setuju untuk mulai meningkatkan produksi minyak mulai April, tetapi dapat membatalkan keputusan tersebut setelahnya jika terjadi ketidakseimbangan pasar. Trump sendiri menginginkan mineral yang langka tersebut.

Terkait pasokan, Trump berupaya menghentikan ekspor minyak Iran sebagai bagian dari upaya untuk menekan Teheran agar mengendalikan program nuklirnya. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya tidak akan diintimidasi untuk berunding.

Sanksi yang mungkin terhadap Iran dan Rusia ini dapat memberikan dukungan dalam jangka pendek bagi kenaikan harga minyak. Melihat gambaran yang lebih besar, ketidakpastian yang masih ada kemungkinan akan membuat reli minyak berlangsung singkat.

Minyak bumi bangkit dari posisi terendah enam bulan pada hari Jumat setelah Trump mengatakan Amerika Serikat akan mengintensifkan sanksi terhadap Rusia jika gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina. AS juga mempelajari cara untuk meringankan sanksi terhadap sektor energi Rusia jika Moskow setuju untuk mengakhiri perangnya dengan Ukraina, dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.

Akhir minggu ini, investor akan menilai laporan bulanan dari Badan Energi Internasional dan OPEC untuk perkiraan permintaan dan pasokan.