Bursa saham di Asia berakhir lebih rendah pada perdagangan di hari Jumat (17/12/2021), karena investor mempertimbangkan implikasi dari suku bunga yang lebih tinggi, melonjaknya kasus virus corona dan meningkatnya ketegangan antara AS dan China.
Bursa saham China misalnya, haru berakhir turun tajam setelah pemerintahan Joe Biden mengatakan akan memberlakukan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan biotek dan pengawasan China serta entitas pemerintah, dengan alasan masalah keamanan nasional dan hak asasi manusia. Indek Shanghai akhirnya merosot 42,65 poin, atau 1,2 persen, menjadi 3.632,36, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong jatuh 282,87 poin, atau 1,2 persen, menjadi 23.192,63.
Sementara bursa saham Jepang jatuh karena Bank of Japan memutuskan untuk mengurangi langkah-langkah pendanaan terkait pandemi, mengutip membaiknya kondisi keuangan di negara itu secara keseluruhan di tengah berkurangnya kendala sisi penawaran.
Bank sentral Jepang memutuskan untuk memperlambat pembelian obligasi korporasi dan surat berharga ke tingkat pra-pandemi mulai April sambil mempertahankan kebijakan ultra-longgar dan memperluas bantuan keuangan untuk perusahaan kecil.
Indeks Nikkei 225 turun 520,64 poin, atau 1,8 persen, menjadi 28.545,68, dengan saham kertas & bubur kertas, kereta api & bus dan real estat memacu penurunan.
Bursa saham Seoul naik untuk sesi ketiga berturut-turut di tengah meredanya ketidakpastian tentang kebijakan moneter AS. Kospi naik 11,32 poin, atau 0,4 persen, menjadi 3.017,73, dipimpin oleh pembelian asing dan institusional. KB Financial Group kelas berat dan pembuat baja POSCO keduanya melonjak sekitar 3 persen.