Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS menguat atas sejumlah mata uang utama lainnya dalam perdagangan Selasa (19/11/2019), menghentikan penurunan selama tiga hari perdagangan beruntun. Kekhawatiran dikalangan investor atas ketidak jelasan perundingan dagang AS – China , membuat investor memilih melakukan risk aversion dengan memilih Dolar AS kembali.  Indek dolar AS, naik 0,05 persen setelah turun 0,6 persen selama tiga sesi terakhir.

Awalnya, ada harapan bahwa Washington dan Beijing akan menandatangani kesepakatan “fase satu” bulan ini, tetapi harapan itu mengalami kemunduran pada Senin (18/11/2019) setelah CNBC melaporkan bahwa China pesimis tentang menyetujui sebuah kesepakatan. Amerika Serikat bahkan akan menaikkan tarif impor China jika tidak ada kesepakatan dicapai dengan Beijing untuk mengakhiri perang dagang, sebagaimana disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (19/11/2019).

Sementara itu, sejumlah bank-bank sentral negara-negara besar tidak dapat memberikan insentif untuk mendorong kenaikan bursa saham lebih tinggi. Tak heran bila risk appetite para investor berkurang, sehingga selera-risiko berkurang dan uang dapat terus turun berdasarkan fakta bahwa ekonomi Amerika memang lebih lambat dan kemampuan Fed untuk memuaskan siapa pun dipertanyakan. Para investor memilih untuk menunggu rilisan risalah pertemuan berkala FOMC pada Rabu ini. Fed sebagaimana diketahui telah memangkas suku bunga sebanyak ketiga kalinya di tahun ini dan mengisyaratkan tidak akan ada pengurangan lebih lanjut hingga akhir tahun kecuali jika ekonomi menjadi lebih buruk.

Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,12 persen. Di tempat lain, dolar Australia turun setelah risalah dari pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia menunjukkan bank sentral mempertimbangkan pemotongan suku bunga bulan ini. Aussie diperdagangkan naik 0,28 persen terhadap greenback dalam perdagangan AUDUSD. Sementara Poundsterling diperdagangkan 0,27 persen lebih lemah dalam pasangan GBPUSD, tetapi mendekati level tertinggi enam bulan terhadap dolar AS karena para pedagang tetap memperkirakan bahwa Partai Konservatif yang berkuasa akan mendapatkan mayoritas di parlemen Inggris setelah pemilihan bulan depan. Mata uang tunggal zona euro naik tipis terhadap dolar AS.

Sementara itu data pembangunan rumah AS rebound pada Oktober dan izin untuk mendirikan rumah di masa depan melonjak ke level tertinggi lebih dari 12 tahun, menunjukkan kekuatan di pasar perumahan AS, di tengah tingkat hipotek yang lebih rendah. (Lukman Hqeem)