Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham global mencapai rekor tertinggi pada perdagangan di hari Kamis (26/09/2024) setelah paparan dari produsen chip Micron Technology yang memperkirakan prospek optimisnya. Disisi lain, harga komoditi minyak justru turun tajam setelah laporan menyebutkan bahwa Arab Saudi berencana untuk membuang target harga minyak mentah tidak resminya sebesar $100 per barel. Sementara itu, kenaikan harga perak ke level tertinggi dalam hampir 12 tahun, menyusul pemotongan suku bunga oleh bank-bank sentral utama turut mengangkat minat investasi pada logam mulia.

Indek saham S&P 500 mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa, seperti halnya indeks STOXX 600 pan-Eropa. Indeks saham global MSCI mencapai rekor intradaynya.

Prakiraan Micron pada Rabu malam memperkuat optimisme tentang permintaan chip yang digunakan untuk komputasi kecerdasan buatan. Saham Micron naik 14,7%.

Imbal hasil Treasury AS naik tipis setelah data yang kuat, termasuk penurunan tak terduga dalam klaim pengangguran AS mingguan, menyebabkan para pedagang memangkas taruhan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan 50 basis poin lagi pada pertemuannya di bulan November.

Pemotongan suku bunga minggu lalu oleh bank sentral AS adalah pengurangan pertama dalam biaya pinjaman sejak 2020. Perhatian pasar tertuju pada banyak hal, khususnya pasar tenaga kerja yang dianggap menjadi pertimbangan penting bagi Bank Sentral AS dalam menyusun strategi selanjutnya.

Data ekonomi AS lainnya menunjukkan laba perusahaan meningkat pada kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan pada kuartal kedua, sementara produk domestik bruto tumbuh pada 3% yang tidak direvisi. Para investor dengan cemas menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti pada hari Jumat – ukuran inflasi yang disukai Fed.

Indek Dow Jones naik 260,36 poin, atau 0,62%, menjadi 42.175,11, S&P 500 naik 23,11 poin, atau 0,40%, menjadi 5.745,37 dan Nasdaq naik 108,09 poin, atau 0,60%, menjadi 18.190,29.

Bursa saham Eropa mengikuti pasar China yang naik. Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup 1,3% lebih tinggi pada 525,61 poin, penutupan tertinggi sepanjang masa. Pengukur saham MSCI di seluruh dunia naik 7,08 poin, atau 0,84%, menjadi 850,69 dan mencapai rekor selama perdagangan.

Di Eropa, sejumlah saham yang terekspos Cina seperti perusahaan barang mewah dan penambang berkinerja lebih baik. Sebuah pernyataan resmi dari pertemuan politbiro Cina mengatakan Beijing akan menggunakan “pengeluaran fiskal yang diperlukan” untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5%, mengakui masalah baru dan meningkatkan ekspektasi pasar untuk stimulus baru di atas langkah-langkah yang diumumkan minggu ini. Secara terpisah, Reuters melaporkan bahwa Tiongkok berencana untuk menerbitkan obligasi khusus senilai sekitar 2 triliun yuan ($284 miliar) tahun ini, terutama untuk merangsang konsumsi.

Dalam komoditas, harga perak di pasar spotnaik 0,6% pada $32,03 per ons pada Kamis sore, setelah mencapai titik tertinggi sejak Desember 2012 pada $32,71. Emas pada pasar spot juga terangkat naik 0,5% pada $2.670,52 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi $2.685,42 pada awal hari.

Sementara harga minyak mentah AS turun $2,02 menjadi $67,67 per barel dan Brent turun $1,86 menjadi $71,60. Penurunan ini menyusul kabar bahwa Arab Saudi bersiap untuk meninggalkan target harga tidak resminya sebesar $100 per barel untuk minyak mentah karena bersiap untuk meningkatkan produksi, Financial Times melaporkan pada hari Kamis, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Dalam Obligasi Negara, imbal hasil untuk obligasi dengan tenor 10 tahun naik 0,8 basis poin menjadi 3,789% dan sebelumnya mencapai 3,821%, tertinggi sejak 4 September.

Para pedagang sekarang memperkirakan dengan probabilitas 51% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuannya 6-7 November, turun dari 63% sebelum data terbaru, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Dolar melemah setelah data AS menunjukkan ekonomi yang relatif sehat, sementara franc Swiss menguat setelah bank sentral negara itu memangkas suku bunga.

Bank Nasional Swiss memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis, memilih untuk tidak melakukan langkah yang lebih besar sebesar 50 basis poin yang telah dilihat pasar sebagai kemungkinan. Itu adalah langkah ketiga SNB tahun ini. Terhadap franc Swiss (USD/CHF), dolar melemah 0,52% menjadi 0,846.

Di tempat lain, para pesimis kebijakan di Bank Sentral Eropa bersiap untuk memperjuangkan pemotongan suku bunga bulan depan setelah serangkaian data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, sebuah langkah yang kemungkinan akan menghadapi perlawanan dari rekan-rekan mereka yang lebih konservatif, tujuh sumber mengatakan kepada Reuters.

Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,42% menjadi 100,52, menuju penurunan keenam dalam tujuh sesi, setelah naik setinggi 100,95 pada awal hari. Euro (EUR/USD) naik 0,41% pada $1,1178.