ESANDAR, Jakarta – Penjualan rumah yang ada di AS berada pada kecepatan tahunan 5,34 juta yang disesuaikan secara musiman di bulan Mei, demikian ungkap National Association of Realtors pada hari Jumat (21/06/2019).
Penjualan rumah yang sebelumnya dimiliki adalah 2,5% lebih tinggi dari pada bulan April, tetapi 1,1% lebih rendah dari laju penjualan tahun lalu. Konsensus awal dari sejumlah pihak yang disurvei oleh MarketWatch adalah ditingkat tahunan sebesar 5,28 juta.
Penurunan jumlah angka rumah yang terjual tidak lepas dari kenaikan harga propeti itu sendiri. Harga jual rata-rata pada bulan Mei adalah $ 277.700, mengalami kenaikan secara tahunan sebesar 4,8% dan merupakan kenaikan harga tahunan dalam hitungan bulan ke-87 secara berturut-turut.
Wilayah Timur Laut, di mana penjualan telah diguncang oleh harga tinggi dan hilangnya kemampuan untuk mengurangi pajak properti dari pengembalian federal, melihat lonjakan 4,7% dalam penjualan pada bulan Mei. Sementara di wilayah Barat Daya, penjualan naik 3,4%. Baik di Selatan dan Barat, penjualan naik 1,8%.
Mungkin sudah waktunya untuk mencium bahwa pasar perumahan mengucapkan selamat tinggal pada laju kenaikannya. Dimana secara garis besat pasar perumahan mungkin telah mencapai puncak alami, tetapi kondisinya masih ketat setelah bertahun-tahun permintaan terpendam. Pada laju penjualan saat ini, akan dibutuhkan 4,3 bulan untuk menghabiskan pasokan yang tersedia, masih jauh di bawah ambang 6 bulan yang secara tradisional dianggap sebagai penanda pasar yang seimbang, meskipun persediaan meningkat selama bulan tersebut. Properti bertahan di pasar selama rata-rata 26 hari di bulan Mei, naik sedikit dari 24 hari di bulan April tetapi masih merupakan tanda pasar penjual yang kuat.
Tuan tanah telah mendorong saham investor dari pembelian rumah ke tertinggi 19 tahun. Dari data penjualan rumah yang ada untuk bulan Mei tersebut menunjukkan sejumlah tren positif, ungkap Mike Fratantoni, kepala ekonom dari Asosiasi Bankir Hipotek. Angka penjualan NAR yang tidak disesuaikan secara musiman menunjukkan 540.000 rumah terjual selama bulan itu, naik dari 535.000 setahun yang lalu, katanya.
Fratantoni menambahkan bahwa “inventaris rumah di pasar meningkat, baik dalam jumlah mentah dan dalam hal pasokan bulan,” kata Fratantoni. “Persediaan yang ketat tetap menjadi kendala pada laju penjualan, tetapi bagus untuk melihat lebih banyak pasokan datang ke pasar.”
Dengan data tersebut, imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun melayang di dekat level terendah dua tahun. Hal ini dianggap bagus untuk calon pembeli rumah, tetapi juga merupakan sinyal peringatan tentang masa depan ekonomi. Jika pertumbuhan terhenti, aset berisiko seperti saham akan menjadi kurang menarik bagi investor. Terlebih setelah harga obligasi naik, dimana hasil justru panen turun, dan sebaliknya. (Lukman Hqeem)