Harga makanan mendorong inflasi naik di Cina.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Inflasi konsumen Cina meningkat pada Juni setelah bertahan stabil selama dua bulan, karena harga makanan terus menguat setelah periode panjang kelemahan, data resmi diumumkan pemerintah hari Selasa (10/07).

Indeks harga konsumen Cina meningkat 1,9% pada Juni dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 1,8% pada Mei, Biro Statistik Nasional mengatakan.

Harga makanan naik 0,3% dari tahun sebelumnya setelah naik 0,1% pada bulan Mei. Harga non-makanan tumbuh 2,2% pada tahun, setara dengan pertumbuhan pada tahun di bulan Mei.

Pembacaan inflasi kunci melampaui perkiraan awal sebesar 1,8% oleh jajak pendapat yang dilakukan Wall Street Journal.

Harga telur dan sayuran segar yang lebih tinggi mendorong inflasi konsumen China bulan lalu, kata Sheng Guoqing, seorang ekonom di biro statistik, dalam sebuah pernyataan yang menyertai siaran media itu. Harga daging babi juga turun kurang dari setahun, tambahnya.

Pemerintah Cina saat ini berusaha untuk menjaga inflasi di bawah sekitar 3% tahun ini. Pada basis bulan ke bulan, CPI turun 0,1% pada bulan Juni dari bulan sebelumnya. Pada bulan Mei, indeks turun 0,2% dari bulan sebelumnya. Indeks harga produsen naik 4,7% pada bulan Juni, dibandingkan dengan kenaikan 4,1% pada bulan Mei.

Pembacaan untuk harga pabrik-gerbang datang lebih cepat dari perkiraan kenaikan 4,4% oleh jajak pendapat para ekonom. PPI meningkat 0,3% pada Juni dari bulan sebelumnya. Pada bulan Mei, naik tipis 0,4% dari bulan sebelumnya. (Lukman Hqeem)