Harga emas terkoreksi oleh keputusan FOMC menaikkan suku bunga AS. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas turun tipis pada perdagangan di hari Rabu dimana saat ini, $1910 per troy ons adalah  mendekati level terendah baru dalam tiga minggu. Sentimen turun didapatkan dari kenaikan inflasi AS, terbesar naiknya secara bulanan dalam lebih dari setahun.

Sebagaimana disebutkan bahwa indek Harga konsumen AS naik 0,6% pada bulan Agustus, yang menandai kenaikan bulanan terbesar dalam 14 bulan. Jika harga energi dan pangan dikesampingkan, inflasi inti akan naik lebih kecil sebesar 0,3% pada bulan Agustus.

Tingkat inflasi tahunan naik menjadi 3,7% pada bulan lalu dari 3,2% pada bulan Juli. Ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal memperkirakan harga konsumen akan naik 3,6% dari tahun ke tahun. Data tersebut memberikan sedikit kejelasan mengenai prospek kebijakan Federal Reserve.

Kenaikan dalam CPI inti ini mungkin mempertahankan spekulasi akan terjadinya kenaikan suku bunga Fed sekali lagi. Prospek yang demikian ini membatasi potensi kenaikan harga emas untuk sementara waktu. Meski demikian, selama harapan terjadinya penurunan suku bunga The Fed masih ada, pembeli emas batangan akan berjuang untuk mendapatkan keuntungan yang berarti bagi logam mulia.

Menyusul data CPI, Indeks Dolar AS (DXY) turun hampir 0,1% pada 104,63. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun 2,2 basis poin menjadi 4,245% pada transaksi hari Rabu.

Ekspektasi terhadap angka inflasi AS yang tinggi pada bulan Agustus telah membantu mendorong dolar lebih tinggi seiring dengan imbal hasil Treasury. Dampak ganda ini membebani emas, karena imbal hasil yang lebih tinggi akan meningkatkan imbal hasil yang dapat diperoleh investor dengan memegang obligasi, sehingga membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik jika dibandingkan.

Namun, dalam perkembangan pasar, emas mungkin harus menghadapi kenaikan suku bunga Fed lagi pada bulan November. Kondisi ekonomi AS memang berpotensi melemah ke depannya, bahwa “berita ekonomi buruk akan menjadi kabar baik lagi bagi emas” karena Wall Street “semakin dekat untuk mencapai titik puncak dolar.”