ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir dengan kerugian pada hari Rabu (05/12), menghentikan kenaikan dua sesi berturut-turut, sehari setelah komoditi menetap di level tertingginya sejak Juli karena pelemahan dolar. Emas untuk pengiriman bulan Februari turun $ 4, atau 0,3%, menetap di harga $ 1,242.60 per troy ons, mengikuti penyelesaian tertinggi untuk kontrak sejak 25 Juli pada hari Selasa (04/12).
Para pialang melihat dua peristiwa penting dalam beberapa hari mendatang, perkembangan yang sedang berlangsung di proses Brexit dan bagaimana faktor ini dapat memicu pergerakan yang lebih besar di pasar dan data payroll non pertanian Jumat AS. Jika voting Brexit tidak disetujui, ini akan menjadi acara risk-off untuk pasar dan kita bisa melihat harga emas bergerak lebih tinggi. Demikian pula, pembacaan NFP AS yang lembut hanya akan menambah bahan bakar untuk reli harga emas.
Bursa saham dan suku bunga berjangka AS dan opsi produk yang diperdagangkan di CME ditutup pada hari Rabu karena hari berkabung nasional untuk mantan Presiden George H.W. Bush. Namun, pasar komoditas CME elektronik beroperasi dengan jadwal perdagangan reguler.
Beberapa pelaku pasar mengaitkan kemunduran emas pada sesi tersebut kepada investor yang menjual beberapa kepemilikan mereka setelah keuntungan hari Selasa yang sehat. Dengan stabilnya risiko, pasar emas mengambil beberapa keuntungan. Secara keseluruhan waktunya untuk menekan tombol pause sampai pasar terbuka setelah hari berkabung selesai.
Kekhawatiran tentang penghentian permusuhan antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping paska persetujuan moratorium dalam 90 hari antara Beijing dan Washington pada ketegangan tarif, dan sinyal bahwa investor obligasi memiliki prospek jangka panjang untuk pasar, telah menggabungkan minat investor pada aset beresiko. Sesuatu yang akan membuat emas menjadi kurang menarik dan harganya bisa turun.
Sementara itu, Indeks Dolar Amerika Serikat, diperdagangkan sedikit berubah pada 96,996, tetapi turun sekitar 0,3% minggu hingga saat ini. Biasanya, uang yang lebih kuat menumpulkan permintaan investasi untuk komoditas yang dihargakan dalam dolar, seperti emas, dan sebaliknya.
Investor akan mencermati data ekonomi penting yang akan diterbitkan dalam minggu ini. Data pasar kerja, menjadi laporan utama yang dinanti menjelang pertemuan Federal Reserve pada 18-19 Desember nanti. (Lukman Hqeem)