Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Paska kenaikan yang tajam dalam perdagangan sebelumnya, harga emas berakhir dengan posisi terkoreksi di Kamis (08/08/2019). Para investor masih merasa cemas dengan perkembangan perang dagang AS – China. Konfli tariff ini memang menjadi sentiment pendukung kenaikan janga panjang bagi Logam Mulia, meskipun bayang-bayang gangguan pertumbuhan ekonomi global juga dianggap bisa menurunkan permintaan emas pula.

Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember di bursa Comex, NYMEX beringsut turun $ 10,10, atau 0,7%, menjadi $ 1,509.50 per troy ons. Harga telah mencapai posisi tertinggi dalam enam tahun terakhir sejak 2013. Kemampuan harga emas bertahan diatas $1500 per troy ons menjadi modal yang signifikan bagi emas untuk menatap kenaikan harga lebih lanjut. Meski terbersit pula adanya kecemasan tentang kesehatan ekonomi global dan bentrokan perdagangan internasional antara dua negara adidaya terbesar dunia.

Konflik perdagangan A.S. – China melambat pada Kamis pagi setelah People’s Bank of China menetapkan tingkat referensi harian untuk nilai Yuan di perdagangan domestik, USDCNYpada level terlemah sejak 21 April 2008, tetapi penetapan mata uang pada 7,0039 per dolar berada pada level yang sedikit lebih lemah daripada yang diharapkan. Hal ini menenangkan investor yang awalnya khawatir Beijing akan menggunakan mata uangnya untuk terlibat dalam bentrokan perdagangan yang lebih agresif dengan AS.

Paska penetapan ini, bursa saham dunia banyak yang rontok. Aksi jual yang terjadi memberikan keuntungan tersendiri bagi Emas. Investor banyak yang melarikan diri dari aset berisiko dan memilih mengamankan diri di aset Safe Haven, dalam hal ini adalah Emas dan Obligasi. Akibatnya, penurunan hutang pemerintah ke tingkat yang sangat rendah dan negatif juga telah membantu menopang emas, meski emas tidak menanggung kupon tetapi cenderung menguntungkan di saat ketidakpastian ada.

Dalam perdagangan sebelumnya, terjadi risk appetite sehingga menarik permintaan dari emas, mengalir kepada saham. Terlihat Indek Dow Jones dan indek S&P 500 yang menikmati kenaikan setidaknya 1%.

Sementara Obligasi AS tenor 10 tahun, mengalami penurunan imbal hasil pada hari Kamis, yang pada perdagangan sebelumnya naik menjadi sekitar 1,718% dari 1,675% pada hari Rabu, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2016.

Kenaikan harga yang cepat dalam perdagangan sebelumnya telah memicu beberapa kekhawatiran bahwa komoditas mungkin rentan terhadap kemunduran yang lebih parah jika dolar AS tetap naik. Munculnya sinyal rekonsiliasi antara AS dan China dapat mengirim investor kembali ke aset berisiko. Hingga sinyal itu belum muncul, harga emas masih diperkirakan bisa bergerak dalam kisaran $ 1.500-1.530, periode perdagangan pada 2011 – 2013, dimana terdapat area support yang menarik dan ada peluang bagus yang bisa mewakili emas ke level resistance. (Lukman Hqeem)