ESANDAR, Jakarta – Pernyataan Donald Trump di Davos, membuat Dolar AS kembali menguat. Penguatan ini memberikan pukulan telak kepada harga emas yang tersungkur dalam, dari 1365.90 ke 1342.35.
Harga emas memberikan perlawanan balik kemudian dan berhasil diperdagangkan dikisaran $1355 kembali. Sebuah trend line yang mengarah ke atas, kini di 1344.35, membantu harga emas bertahan dan menjadi pijakan reboundnya. Kini harga emas berpotensi menanjak lagi meskipun dapat terbatas di zona 1260.30 atau 1265.90 dan kemudian berkonsolidasi.
Sehari sebelumnya Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan ia menyambut dolar AS yang lemah dan tidak terlalu memikirkan kurs dolar AS jangka pendek. Terjadi simpang siur yang berkembang di pasar komoditas akhir pekan ini. Investor nampaknya memilih aksi pengamanan sejenak.
Harapannya bahwa Trump tidak membuat pernyataan kontroversial yang tadi pagi sempat diingatkan oleh Menteri Keuangan Jepang Taro Aso yang menyatakan bahwa pihaknya sejauh ini masih memiliki komitmen kuat dengan G7 dan G20 bahwa pengikut 2 kelompok maju tersebut tidak menargetkan level mata uangnya. Sama dengan pernyataan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda sehari sebelumnya bahwa pergerakan mata uang utama dunia bukan berdasar dari pernyataan pejabat G7 atau G20, namun pergerakan mata uang merupakan cerminan kegiatan ekonomi masing-masing negara.
Kondisi seperti ini tentu memberikan peluang bagi emas sebagai investasi peyeimbang inflasi di masa yang akan datang. Sebetulnya kenaikan emas juga masih terbatas karena masalah kenaikan suku bunga dan pengurangan paket stimulus beberapa bank sentral dunia lainnya yang diperkirakan bisa terjadi dalam waktu dekat tentu membuat selera beli emas sangat terbatas akhir-akhir ini.
Setelah BoJ dan ECB di pekan ini, maka pekan depan giliran the Fed akan menentukan kebijakan moneternya, apakah jadi menaikkan suku bunganya atau sesuai jadwal di Maret. Bila pekan depan maka emas akan terkoreksi. Seperti kita ketahui bahwa mendengar kenaikan suku bunga, maka ini bukan berita bagus bagi emas. (Lukman Hqeem)