ESANDAR, Jakarta – Harga Emas pada perdagangan hari Senin (14/01) berakhir naik, didorong oleh melemahnya Dolar AS dan bursa saham global. Investor melakukan risk aversion dengan memilih emas sebagai aset safe havennya.
Muncul kekhawatiran dikalangan investor global akan kondisi ekonomi dewasa ini. Data ekonomi China terkini, menunjukkan adanya pelemahan ekspor pada angka terendah dalam masa lebih dari dua tahun, menjadi perhatian besar.
Kondisi Negeri Tirai Bambu ini jelas menambah ketidakpastian ekonomi selain kenyataan dari Eropa lainnya, bahwa angka produksi industri juga melemah. Investor menduga bahwa kedua wilayah ini telah terpapar praktik Perang Dagang yang dilontarkan AS.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari ditutup naik $ 1,80, atau sekitar 0,1%, ke $ 1,291.30 per troy ons. Secara mingguan, harga ditutup dengan kenaikan 0,3%. Harga tertinggi baru-baru ini menyentuh di $ 1.296,60, gagal untuk menembus level psikologis di $ 1.300, yang dapat menggarisbawahi momentum kenaikan harga.
Harga berdasarkan kontrak yang paling aktif, telah menembus $ 1.300,40 pada 4 Januari, tetapi belum berhasil untuk bertahan hingga penutupan perdagangan di atas $ 1.300 sejak Juni lalu.
Indeks Dolar AS turun 0,1% pada 95,556, setelah mengalami kerugian secara mingguan 0,6% pada pekan lalu.
Melemahnya Dolar AS dapat membantu mendorong investor berselera kembali dalam membeli aset yang dihargai dalam dolar, seperti emas, di antara para pembeli yang menggunakan mata uang berdenominasi bukan Dolar.
Sementara itu, terjadi penurunan disejumlah bursa saham global. Kenaikan harga emas dengan dorongan data China menunjukkan penurunan impor dan ekspor yang tidak terduga pada bulan Desember, membebani pergerakan harga ekuitas dan komoditas, memicu kekhawatiran perlambatan lebih lanjut di Tiongkok ekonomi yang dapat menghambat pertumbuhan global — diperkuat oleh pertikaian perdagangan yang berlarut-larut antara Washington dan Beijing.
Pialang berharap harga emas bisa lebih tinggi. Dengan melakukan risk aversion, para pialang melakukan pembelian yang dipercepat, karena saham telah menunjukkan gejolak sejak awal tahun 2019. Harga emas diperkirakan masih akan mengalami kenaikan. Keprihatinan masalah geopolitik menjadi landasan utama harga untuk menembus harga $ 1.300 selekasnya. (Lukman Hqeem)