Dibawah tekanan, baik Euro dan Poundsterling berpotensi membalas terhadap Dolar AS. (Foto Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Kekhawatiran atas ekonomi China dan dampaknya pada pertumbuhan global membebani pasar keuangan setelah data perdagangan menunjukkan impor dan ekspor negeri Tirai Bambu ini menurun pada bulan Desember.

Impor turun 7,6% pada Desember, sementara ekspor turun 4,4%, sementara surplus perdagangan China dengan AS mencapai rekor $ 323,32 miliar pada 2018. Dengan data tersebut, pasar merasa khawatir akan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Terlebih setelah Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell juga ikut memberikan komentar bahwa perekonomian global diperkirakan melambat pada 2019. Setiap pelemahan dari China menambah kekhawatiran naiknya resesi global, tidak peduli seberapa rasional ketakutan itu.


Indek dolar AS, turun 0.09% menjadi 95.18. Memberikan kesempatan pada rival-rivalnya untuk naik. Sayangnya Euro hanya mampu membukukan hasil perdagangan yang datar pada $ 1.1466. Mata uang tunggal tertekan setelah data ekonomi terkini juga memprihatinkan.


Indek Dolar AS masih bertahan diatas nilai rata-rata pergerakannya dalam 200 hari terakhir, pada kisaran 94,90. Selama batas ini tidak ditembus, indek masih akan berusaha naik dalam kisaran 95-96.


Pada perdagangan EURUSD, menghadapi level krusial di 1.1586-1.1603. Koreksi akan terkonfirmasi setelah menembus batas dukungan bawah di 1.1445, dengan target koreksi hingga 1.13.
Poundsterling secara singkat melonjak ke harga tertinggi dua bulan terhadap dolar setelah sebuah laporan, bahwa faksi anggota parlemen pro-Brexit dapat mendukung kesepakatan perceraian Brexit usulan Perdana Menteri Theresa May di parlemen.


Aussie dalam perdagangan AUDUSD berada di bawah tekanan jual yang besar dan menembus di bawah angka 0.72. Meskipun pasangan ini mampu menelusuri kembali sebagian kecil dari penurunan hariannya, pasangan ini tetap berada di wilayah negatif.


Memburuknya kondisi ekonomi di China terus mengetuk angka ekonomi lebih rendah untuk ekonomi Tiongkok yang lebih luas. Ini menyeret Aussie lebih rendah karena dua ekonomi yang saling terkait erat semakin turun karena data yang buruk.

Keuntungan baru-baru ini dalam pasangan AUDUSD telah terhenti, setelah gagal konsolidasi di atas 0,72. Dukungan di 0,7175 yang merupakan garis rata-rata pergerakan harga selama 100 hari telah membatasi penjualan lebih lanjut.

Namun upaya menembus level di bawahnya, Aussie telah meningkatkan risiko penurunan ke 0,7140. Indikator momentum tetap bearish, meskipun ini telah dimoderasi baru-baru ini, akibatnya, tekanan turun pada pasangan AUDUSD bisa berkurang dalam jangka pendek. AUDUSD dengan Initial support di 0.7086 dimana kenaikan akan terkonfirmasi di 0.7021. Level penting yang bisa menjadi perhatian adalah di 7255-75.

Dolar tertahan oleh yen yang lebih kuat di belakang permintaan safe-haven karena data yang lemah dari China. Ini memicu kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat. Greenback bergerak flat dan permintaan akan safe haven mendorong yen naik, setelah penurunan tajam yang tak terduga dalam ekspor China meningkatkan kekhawatiran atas kesehatan ekonomi global. (Lukman Hqeem)