Bursa saham AS jatuh, kepanikan melanda aksi jual.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS ditutup lebih rendah pada Senin (14/01) karena data perdagangan China yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini memicu kekhawatiran baru akan datangnya perlambatan ekonomi global. Laporan pendapatan perusahaan juga menjadi sorotan investor. Sejumlah paparan menandai datangnya saat musim pelaporan pendapatan untuk kuartal keempat.


Indek Dow Jones ditutup turun 86,11 poin, atau 0,4%, berakhir di 23.909,84, sedangkan indek S&P 500 turun 13,65 poin, atau 0,5% ke 2.582,61. Indek Nasdaq turun 65,56 poin, atau 0,9%, ditutup pada 6.905,92.


Investor mengurangi nafsu untuk melakukan pembelian aset yang dianggap berisiko, seperti saham. Setelah data ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan perdagangan China melambat. Pukulan ini kembali menggarisbawahi adanya kekhawatiran bahwa mesin ekonomi global ini telah kehilangan tenaga. Disisi lain, surplus perdagangan China dengan AS melonjak ke rekor $ 323,32 miliar pada 2018. Fakta ini akan semakin memperuncing upaya penyelesaian Perang Dagang diantara mereka.


Laporan keuangan emiten dimulai dengan paparan dari pendapatan Citigroup Inc. Bank ini melaporkan hasil kuartalannya yang lebih baik dari perkiraan tetapi jatuh di bawah perkiraan pendapatan. JPMorgan Chase & Co., Wells Fargo & Co. , BlackRock Inc. , Goldman Sachs Group Inc. dan Netflix Inc. adalah beberapa dari perusahaan besar lainnya yang akan melaporkan pada minggu ini. Investor sendiri masih gelisah menjelang dimulainya musim pelaporan laba kuartal keempat setelah peringatan proyeksi pendapatan Apple Inc. yang turun ditahun ini.


Sementara itu, permasalahan BREXIT juga telah memberikan kekhawatiran dikalangan investor. Potensi kekalahan PM. Theresa May di Parlemen dalam pungutan suara hari ini sangat dominan. Pemimpin oposisi Inggris, Jeremy Corbyn mengatakan pada hari Minggu, bahwa Partai Buruh akan mendorong pemilihan umum jika Parlemen menolak kesepakatan Mei. Ditambahkan olehnya bahwa Partrainya mungkin akan memaksakan mosi tidak percaya “segera.”


Penguatan Indek saham AS memang mengejutkan pasar. Kenaikan yang dilakukan sejak Desember kemarin membawa skeptisme baru bahwa keberlangsungannya akan segera berakhir. Ada hambatan pada kisaran 2.600-2.630 untuk indek S&P 500, meskipun masih menyisakan sejumlah momentum untuk menguat kembali. Bayang-bayang ketidakpastian menggantung di pasar sehubungan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di luar AS dan ketegangan Perang Dagang AS – China.


Sementara ekspektasi atas sejumlah laporan emiten diperkirakan akan turun juga. Menyatir apa yang telah diperkirakan oleh Apple Inc., lemahnya penjualan mereka di China berdampak pada pendapatan kwartal terakhir mereka. Setidaknya sekitar 10% pendapatan akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya, meski masih kuat. Pendapatn pada Q4 tampaknya akan tambal sulam dari keuntungan yang didapat pada kwartal sebelumnya. Disisi lain efek dari pemotongan pajak AS akan mulai terlihat secara tahunan.


Pada perdagangan di bursa Asia, diawal pekan ini harus berakhir lebih lemah. Penurunan dipimpin oleh Indeks Hang Seng yang merembet ke bursa saham Eropa yang akhirnya juga ditutup lebih rendah secara keseluruhan.


Aksi risk-off yang dilakukan investor juga mendorong turunnya harga minyak dan emas dalam perdagangan komoditi. Indek Dolar sendiri harus berakhir dalam posisi datar-datar saja. (Lukman Hqeem)