Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas jatuh ke level terendah hampir satu bulan pada hari Selasa karena investor berlindung pada dolar setelah data perdagangan China yang lemah, sementara kehati-hatian berlaku menjelang angka inflasi AS akhir pekan ini.

Harga emas di pasar spot tergelincir 0,7% menjadi $1.922,73 per ons pada pukul 21:32 WIB, terendah sejak 10 Juli.
EMAS di bursa berjangka turun 0,7% menjadi $1.956,90.

Banyak kegugupan tentang prospek pertumbuhan global dan mungkin akan jauh lebih lemah dari yang diantisipasi orang dan itu memicu pergerakan ke dolar. Indek Dolar (DXY) naik 0,6% terhadap para pesaingnya, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Semua mata akan tertuju pada data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Inflasi AS kemungkinan sedikit meningkat pada bulan Juli menjadi 3,3% tahunan, sementara tingkat inti kemungkinan tidak berubah pada 4,8%, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.

Laporan inflasi AS penting, tetapi yang lebih penting adalah yang akan kita dapatkan bulan depan dan itu mungkin akan menunjukkan bahwa kita akan melihat beberapa penurunan emas dalam waktu dekat.

Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Senin menguraikan kemungkinan perlunya kenaikan suku bunga tambahan untuk menurunkan inflasi ke target 2% Federal Reserve, sementara kepala Fed New York John C. Williams memperkirakan suku bunga dapat mulai turun tahun depan.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga A.S., karena ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara bank sentral mencatat rekor paruh pertama dalam hal permintaan emas, pedagang dan investor di bursa berjangka tetap skeptis tentang potensi kenaikan saat ini.