ESANDAR, Jakarta – Pasar komoditi tetap dalam suasana positif diawal minggu ini. Harga Emas berpeluang naik terus dengan dorongan sejumlah isu. Meski demikian, para investor harus tetap waspada terhadap setiap peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Disisi lain, sejumlah tarif perdagangan yang sedang disusun oleh Amerika Serikat atas komoditas Cina akan menjadi sentiment utama minggu ini.
Kondisi geopolitik di Timur Tengah sedikit mendingin setelah serangan AS tidak memicu tindakan balasan Rusia sebagaimana dikhawatirkan. Hal ini berimbas pasa jatuhnya harga minyak yang meluncur dalam semalam. Presiden Donald Trump akan kembali menjalankan rencananya untuk memberikan sanksi terhadap Rusia atas Suriah.
Sementara Suriah sendiri bukan pemain yang signifikan dalam rantai pasokan minyak, tetapi memang rasa lega telah menetapkan bahwa serangan udara yang dipimpin AS di Suriah tidak memicu respon yang lebih luas dari Rusia yang berpotensi mengirim wilayah ini ke dalam kekacauan dan memperkenalkan lebih banyak pemain ke dalam matriks eskalasi yang lebih tinggi.
Meski demikian, para investor harus tetap waspada. Hari ini adalah hari baru dan dengan begitu banyak hal yang bisa menggangu pasokan minyak, menjadi tanda bahwa pergolakan pasar saat ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Para pialang harus terus membayar premi risiko geopolitik. Harga minyak akan terus berpotensi naik setidaknya hingga melewati batas waktu kesepakatan nuklir Iran pada 12 Mei mendatang.
Harga emas yang sempat tertekan dengan menurunnya suhu geopolitik di Timur Tengah ini, kembali naik diawal perdagangan minggu ini. Investor merasa hati-hati dengan sentiment pasar global yang tertekan dan perang dagang yang semakin massif antara AS dan Cina.
Disisi lain, Dolar AS sendiri juga mengalami koreksi, sehingga emas sebagai safe haven terus memijarkan daya pikatnya kepada investor. Melemahnya dolar AS itu, memberikan alasan yang paling jelas untuk memiliki emas saat ini.
Pada perdagangan Senin (15/04) harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik $ 2,80, atau 0,2%, ke $ 1,350.70 per troy ons. Ini dihitung kenaikan sekitar 0,8% minggu lalu, setelah berakhir Rabu pada penutupan tertinggi sejak akhir Januari. Sementara Indeks Dolar AS, DXY, turun 0,4% menjadi 89,44. (Lukman Hqeem)