Kenaikan harga emas tertahan oleh publikasi risalah FOMC

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka pada perdagangan hari Kamis (12/04) membukukan kerugian yang pertama kalinya dalam lima sesi perdagangan terahir. Logam Mulia ini mundur dari level tertinggi 2 1/2-bulan yang dipetik pada hari sebelumnya. Risalah pertemuan The Federal Reserve AS di bulan Maret lalu yang diungkapkan ke public, mendukung ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Pada perdagangan sebelumnya, pasar juga mendapat dorongan kenaikan dari ekskalasi krisis Suriah. Presiden Donald Trump kembali melakukan cuitan terhadap dugaan serangan senjata kimia di Suriah, sehingga menumpulkan daya tarik surga logam itu.

Fokus pasar kembali kepada risalah The Fed diakhir pekan ini, setelah sejak minggu lalu penuh dengan dorongan dari sentiment Perang Dagang dan cuitan Trump soal Suriah. Untuk sementara harga emas nampaknya akan menguji level resistansi dalam 5 tahun ini. Bagaimanapun juga, iklim keuangan tetap dianggap lebih penting daripada sentiment geopolitik.

Harga emas untuk kontrak bulan Juni turun $ 18,10, atau 1,3%, untuk menetap di $ 1,341.90 per troy ons, mengikuti kenaikan selama empat sesi terakhir berturut-turut. Kontrak telah melonjak lebih dari 1% pada hari Rabu untuk menetap di $ 1,360 – penutupan tertinggi sejak 25 Januari.

Risalah pertemuan Fed dirilis setelah penutupan emas pada hari Rabu memperkuat pandangan bahwa kenaikan suku bunga bisa lebih banyak. Hal ini menekan harga logam dalam perdagangan elektronik, yang sudah merangkai hasil perdagangan empat hari dengan keuntungan tanpa jeda.

Suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan dolar dan memburamkan permintaan komoditas denominasi dolar, dalam hal ini emas. Meski demikian, emas akan kembali dipertimbangkan apabila kenaikan inflasi berjalan terlalu panas, bahkan jika the Fed menaikkan suku bunga.

Hasil risalah ini juga memberikan sentiment positif bagi Dolar AS.  Indeks Dolar Amerika Serikat, DXY mengukur kekuatan greenback terhadap enam rival utama, naik 0,2% pada 89,73. Sementara bursa saham AS, naik setelah penurunan hari Rabu.

Trump Kamis pagi mengindikasikan bahwa setiap serangan terhadap Suriah mungkin tidak akan terjadi. Padahal sehari sebelumnya, dia memberi isyarat dalam sebuah tweet bahwa serangan rudal ke Suriah tidak jauh lagi.

Memang kemungkinan serangan AS terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berkembang sejak serangan senjata kimia yang dituduh pemerintah AS telah menewaskan warga sipil di Damaskus selama akhir pekan. Rusia telah memperingatkan AS agar tidak melancarkan serangan, dan mengatakan akan menembak jatuh rudal-rudal yang AS tembakkan.

Kekhawatiran tentang dampak perang dagang global terus berlanjut. Juru bicara pemerintah Cina membantah pada Kamis kemarin bahwa mereka telah mengubah tariff sebagai bagian dari konsesi kepada Pemerintahan Trump dalam pertempuran dagang antar negara tersebut.

Bank Sentral Eropa pada hari Kamis juga memberikan peringatkan tentang risiko dari potensi perang dagang secara ekonomi.

Sementara itu, ada revisi indikator ekonomi AS minggu lalu, klaim pengangguran mingguan turun dan tetap mendekati terendah 45 tahun, sementara harga impor Maret tertahan oleh minyak.

Harga emas masih menyimpan peluang kenaikannya, mengincar harga $1.375 hinga $1.400. Selama ada risiko konflik antara AS dan Rusia meningkat di belakang krisis Suriah, harga emas masih menjaga asa kenaikannya.  (Lukman Hqeem)