ESANDAR – Emas menguat pada hari Senin (31/05/2021) dan berada di jalur untuk lonjakan bulanan terbesar sejak Juli 2020 karena dolar AS juga mencatat penurunan sepanjang dua bulan beruntun. Sementara meningkatnya tekanan inflasi juga mengangkat daya tarik emas. Harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi $ 1,904,34 per ounce, sementara emas berjangka AS naik 0,2% menjadi $ 1,909.00. Harga spot telah naik hampir 7,7% sejauh bulan ini.
Sebagian besar pasar akan tutup di Amerika Serikat dan Inggris pada hari Senin untuk hari libur umum.
Dolar diyakini akan tetap melemah, dan ini cukup mendukung. Sentimen bullish emas sekarang mengincar $2.000, dimana peluang kenaikan lebih tinggi cukup terbuka. Pasalnya, indeks dolar menuju penurunan bulanan kedua berturut-turut versus rival, sementara imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun menjadi 1,593% pada hari Jumat, mengurangi biaya peluang untuk memegang emas tanpa bunga.
Data pada hari Jumat menunjukkan harga konsumen AS melonjak pada bulan April, dengan ukuran inflasi yang mendasari melampaui target 2% Federal Reserve dan membukukan kenaikan tahunan terbesar sejak 1992.
Emas sering dilihat sebagai lindung nilai inflasi, meskipun Gubernur Fed Jerome Powell telah berulang kali menyatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi akan bersifat sementara. Selama Fed menolak untuk mengubah kebijakan moneternya dalam menanggapi kenaikan inflasi, suku bunga riil akan terus meluncur lebih jauh ke wilayah negatif, yang merupakan kabar baik untuk emas.
Perhatian pelaku pasar di minggu ini adalah pada data penggajian AS pada hari Jumat, dimana diperkirakan menunjukkan peningkatan 650.000.