Harga Emas siap memantul kembali

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas tertekan hebat menjelang pidato Jerome Powell didepan Senat. Setelah turun tipis sehari sebelumnya, pada perdagangan Kamis (01/03/2018) harga emas mencatat penurunan terendah hingga ke $1.310.

Harga emas terus mengalami tekanannya sejak awal pekan lalu dan sulit bangkit sejak wakil ketua the Fed, Randal Quarles kemarin menyatakan bahwa tingkat inflasi AS akan segera menuju target 2% dan pertumbuhan ekonomi AS masih akan tumbuh secara berkelanjutan sehingga kenaikan suku bunga masih sangat diperlukan dengan cara bertahap.

Investor mengartikan nada bertahap dari Quarles tersebut sebagai sebuah isyarat bahwa akan terjadi kenaikan secara agresif, apalagi semalam giliran Jerome Powell dalam testimoni pertama kalinya di acara semi-annual kepada parlemen AS, membuat pasar langsung melakukan aksi jual lagi.

Dalam pernyataan didepan Kongres, Powell telah menyinggung bahwa suku bunga akan naik bertahap, namun dirinya optimis bahwa kenaikan suku bunga tersebut tidak akan membawa AS ke dalam jurang krisis keuangan dan ekonomi baru. Powell juga menyinggung laju inflasi di mana dirinya menyatakan bahwa kondisi inflasi yang meninggi membuat semua anggota the Fed mempunyai pandangan terhadap keinginan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap, di mana sekarang ini bermunculan anggapan bahwa suku bunga bisa naik 4 kali atau paling sedikit adalah 3 kali. The Fed sendiri juga melihat bahwa sisi pertumbuhan ekonomi AS juga beranjak membaik dan tinggal melihat apakah produktivitas di AS masih bisa tumbuh berkelanjutan di tahun ini.

Situasi ekonomi AS yang memanas membutuhkan cara mendinginkannya sehingga sisi kenaikan suku bunga the Fed memang tidak bisa dihindari. The Fed sendiri masih menyatakan bahwa kenaikan suku bunga masih akan bertahap dan menuju level 2% di tahun ini. Dan level yield obligasi 2 tahun pemerintah AS hari ini masih menguat setelah beberapa data ekonomi dari Jepang dan China mengalami ketidaksesuaian dengan keinginan investor, apalagi pasar saham Asia dan Eropa cenderung mengikuti pasar saham Wall Street yang melemah tajam. (Lukman Hqeem)