The Fed tidak akan ubah rencana menaikkan suku bunga

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sejauh ini, The Federal Reserve, tidak akam mengubah rencananya dalam hal menaikkan suku bunga secara bertahap. Meski ada gejolak pasar dan data pertumbuhan ekonomi AS yang kuat, namun menurut Gubernur The Federal Reserve wilayah San Fransisco John Williams, The Fed akan tetap menaikkan suku bunga.

Pernyataan William tersebut sedang menanggapi terjadinya kepanikan di pasar ekuitas AS akibat dari pertumbuhan upah AS yang membuat pedagang obligasi bereaksi dengan cepat dan membuat kepanikan di pasar ekuitas dengan kewaspadaan tinggi bahwa inflasi AS akan cepat naiknya. Williams menyatakan bahwa dirinya sedang mencoba untuk memberikan pengertian kepada khalayak umum bahwa the Fed tidak akan bereaksi berlebihan atau melemahkan kabar baik tersebut.

Ditanya tentang kehancuran saham yang menghapuskan nilai pasar sekitar $4 trilyun di seluruh dunia di pekan ini, Williams hanya mengatakan hal seperti itu pada dasarnya tidak mengubah ekspektasi inflasi untuk kembali ke target 2% dari the Fed untuk tahun depan dan untuk perhitungan tingkat pengangguran di kisaran 4% saja.

Sejauh ini perekonomian dunia jelas bisa menangani kenaikan suku bunga secara bertahap, katanya dan Williams sendiri tidak khawatir dengan risiko turunnya ekonomi yang melambat lagi dengan cepat di masa depan. Pekan lalu the Fed mengisyaratkan bahwa akan menaikkan suku bunga 3 kali di tahun ini dan Williams pun semalam mengulanginya bahwa dirinya melihat kenaikan suku bunga the Fed di tahun ini bisa 3 atau 4 kali.

Sebuah laporan di pekan lalu bahwa upah per jam di AS telah tumbuh 2,9% di bulan Januari, kenaikan yang pesat dari pembacaan sebelumnya, dan hal tersebut merupakan konfirmasi atas ekonomi yang kuat, kata Williams. Namun dirinya tidak melihat tanda-tanda inflasi akan bergerak dengan lebih cepat dari perkiraannya, di mana menurutnya dengan ekonomi yang sehat dan inflasi 2% maka upah pertumbuhannya bisa dikatakan sehat jika pertumbuhan upah pekerjanya bisa tumbuh di antara 3% hingga 3,5% per tahunnya. Jadi menurutnya kondisi tersebut tidak perlu dirisaukan karena patokan kesehatan ekonomi sudah ada ukurannya dan masih di bawah angka target sehatnya. (Lukman Hqeem)