Harga emas naik setelah angka NFP mengecewakan

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas dalam perdagangan XAU/USD mencoba menembus di atas $1,740.00 pada perkiraan yang lebih rendah untuk data Pesanan Barang Tahan Lama AS. Sebelumnya, logam mulia telah rebound secara tajam setelah mencetak terendah baru bulanan $1.727,85 pada hari Senin (22/08/2022). Pergerakan pullback tampaknya kurang menguntungkan karena tidak tersedianya momentum pada pergerakan naik, sehingga harga akan tetap gelisah.

Perkiraan awal yang suram untuk Pesanan Barang Tahan Lama AS telah mendukung logam kuning. Sesuai konsensus pasar, data ekonomi diperkirakan akan turun dengan kuat menjadi 0,5% dari rilis sebelumnya sebesar 2%. Perlu dicatat bahwa tekanan harga inti tetap stabil dalam pembacaan terakhir di 5,9%. Oleh karena itu, data Pesanan Barang Tahan Lama harus tetap sama atau mengalami sedikit perubahan. Namun, penurunan serius dalam data ekonomi menunjukkan penurunan permintaan secara keseluruhan.

Selain itu, komentar dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di Jackson Hole Economic Symposium akan tetap menjadi pusat perhatian. Fed Powell akan mendikte situasi ekonomi di AS dan panduan tentang tekanan inflasi dan suku bunga.

Secara teknis, harga emas dengan mengacu pada pergerakan per jam terlihat berusaha memperpanjang kenaikannya kembali dari Fibonacci retracement 61,8% yang ditempatkan dari posisi terendah 21 Juli di $1.680.91 hingga tertinggi 10 Agustus di $1.807.93 dan di $1.729.44. Logam mulia telah menantang Exponential Moving Average (EMA) 20 periode di $1.738,00 dan penembusan di atas yang sama dapat mengubah tren jangka pendek menjadi lintasan bullish. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) (14) telah bergeser ke kisaran 40,00-60,00 dari kisaran bearish di 20,00-40,00, yang menunjukkan bahwa harga emas saat ini tidak bearish.