Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Emas tengah berjuang untuk naik kembali disaat Dolar AS menguat bersama dengan penguatan imbal hasil Obligasi AS. Risk Aversion mengemuka di tengah kekhawatiran saham-saham reflektif sehingga menawarkan beberapa dukungan bagi kenaikan harga emas. Pergerakan harga  Logam Mulia sendiri tetap bergantung pada dinamika imbal hasil Obligasi AS dan pernyataan lanjutan dari Jerome Powell.

Pada perdagangan di hari Rabu (03/03/2021), harga emas mencapai posisi terendah dalam sembilan bulan terakhir di $ 1702. Jatuhnya harga emas ini karena kenaikan imbal hasil Obligasi AS. Perdagangan obligasi berlangsung dengan penuh gejolak pada hari Rabu.

Menjelang penutupan perdagangan, Emas berhasil memulihkan beberapa kekuatan dan mengakhiri hari di $ 1714, meski masih turun secara signifikan dalam catatan kinerja harian.

Pernyataan terbaru dari Direktur Bank Sentral AS wilayah Chicago Charles Evans, bahwa kenaikan imbal hasil baru-baru ini menandakan optimisme pada prospek ekonomi, mendorong kenaikan imbal hasil terbaru. Sementara itu, IMP Jasa ISM AS yang optimis melebihi laporan pekerjaan ADP yang lesu, meningkatkan imbal hasil Treasury bersama dengan greenback.

Risk Aversion masih menjadi tema utama sejauh ini dalam perdagangan di hari Kamis (04/03/2021), emas masih mencoba untuk naik dari keterpurukan harga dalam tren bullishnya. Sementara lonjakan imbal hasil Obligasi menyebabkan aksi jual tajam di bursa saham global, karena investor tetap khawatir tentang potensi overheating ekonomi.

Senat AS sendiri menunda dimulainya debat tentang RUU stimulus senilai $ 1,9 triliun hingga setidaknya hari Kamis ini. Hal ini menambah kegelisahan di kalangam pelaku pasar.

Pada perdagangan selanjutnya, jika mood risk-off meningkat, hal itu dapat meningkatkan permintaan atas asset safe haven pada dolar AS dan membatasi koreksi korektif dalam emas. Selain itu, pedagang cenderung tetap berhati-hati dan akan menahan diri dari menempatkan posisi beli pada emas menjelang penampilan Gubernur Jerome Powell yang dijadwalkan hari ini.

Secara teknis, emas perdagangan menunjukkan pola yang sempit dalam formasi turun, dimana harga tertahan pada resisten kuat di $ 1724. Jika harga emas mampu bertahan diatas harga tersebut dalam grafik per 4 jam, akan memvalidasi penembusan baji yang jatuh, menyerukan perpanjangan momentum pemulihan. Selanjutnya, kenaikan harga emas akan diuji kembali pada harga $ 1729 agar bisa memberikan tantangan naik sebelum bisa melanjutkan komitmennya menguji harga krusial di $ 1750. Resisten lanjutan ada di $ 1764.

Koreksi pada harga emas menuju wilayah oversold, menunjukkan aksi para penjual kemungkinan dapat mempertahankan kendali dalam waktu dekat. Oleh karena itu, terobosan di bawah harga $ 1700 tidak dapat diatur, di bawahnya aka nada support kritis di $ 1692. Pada level itu akan terjadi perpotongan dari rata-rata pergerakan harga emas dalam 21 bulanan yang mengkonfirmasi potensi koreksi lanjutan. Lebih jauh penurunan akan mengarahkan harga ke $ 1670 sebagai terendah pada Juni 2020