FOMC putuskan suku bunga tetap meski inflasi diperkirakan naik.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sesuai dengan perkiraan mayoritas pasar, bahwa dalam pertemuan Komisi Pasar Bebas Bank Sentral AS, FOMC pada Rabu (31/01/2018) suku bunga tidak akan diubah. Meski demikian, para pejabat tinggi The Federal Reserve tersebut meyakini inflasi akan naik ditahun ini.

Federal Reserve mengatakan dengan pertumbuhan pekerjaan yang cukup solid, pengeluaran rumah tangga dan investasi modal yang kuat, pihaknya memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada kecepatan moderat dan pasar tenaga kerja tetap kuat di tahun 2018. Dengan potensi kenaikan ini, meningkatkan pula ekspektasi tingkat suku bunga akan terus naik di bawah kepemimpinan kepala bank sentral yang baru Jerome Powell.

“Inflasi pada basis 12 bulan diperkirakan akan meningkat tahun ini dan untuk menstabilkan” di sekitar target 2 persen Fed dalam jangka menengah, bank sentral mengatakan dalam sebuah pernyataan menyusul sebuah pertemuan kebijakan dua hari, yang terakhir berada di bawah pimpinan kepala Fed, Janet Yellen.

Ia juga mengatakan penetapan suku bunga dengan suara bulat telah memilih Powell untuk menggantikan Yellen, yang efektif pada tanggal 3 Februari. Powell, merupakan seorang gubernur Fed yang telah bekerja sama dengan Yellen, dinominasikan oleh Presiden Donald Trump dan dikonfirmasi oleh Senat AS.

Powell diharapkan untuk mendekati kebijakan yang sama yang dipimpin oleh Yellen, yang mempelopori langkah secara bertahap dalam kenaikan suku bunga sehingga memberikan kesehatan ekonomi kembali dan memacu pertumbuhan lapangan kerja setelah resesi 2007-2009.

Pembuat kebijakan Fed telah didorong dalam beberapa bulan terakhir karena ekonomi mengambil kecepatan dan tingkat pengangguran turun ke level terendah 17 tahun di 4.1 persen. Dalam pertemuan bulan ini, tidak ada perbedaan pendapat dalam keputusan the Fed pada hari Rabu.

The Fed, yang menaikkan suku bunga tiga kali tahun lalu dan pada bulan Desember meramalkan tiga kenaikan lagi untuk tahun ini, mengatakan pada hari Rabu bahwa tingkat kenaikan secara “bertahap bertahap” akan diperlukan. Laju kenaikan suku bunga Fed secara bertahap akan bergantung pada kenaikan inflasi yang terus berlanjut, yang bertahan di bawah target meski pasar kerja kuat. Pembuat kebijakan the Fed mengatakan bahwa mereka mengharapkan akselerasi musim semi ini, setelah faktor jangka pendek yang menekan inflasi.

Sementara itu, Indikator MNI merilis sebuah laporan pada hari Rabu yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan aktivitas bisnis area Chicago di bulan Januari, laju pertumbuhan melambat kurang dari yang diperkirakan.

Indek MNI ini sebagai barometer bisnis di Chicago,  turun menjadi 65,7 di bulan Januari dari 67,8 yang direvisi naik pada bulan Desember, meskipun pembacaan di atas 50 masih mengindikasikan pertumbuhan. Ekonom memperkirakan barometer turun menjadi 64,0.

Penurunan oleh barometer bisnis terjadi ketika perusahaan melaporkan melambatnya pesanan masuk dan pesanan keluar yang cukup lambat pada bulan Januari. Memang bila dilihat dari indeks pesanan baru yang turun ke level terendah dalam lima bulan, indeks produksi juga menunjukkan penurunan meski lebih moderat.

Selain itu, terukur pula rencana perekrutan yang meningkat pada bulan Januari, dengan indeks ketenagakerjaan naik di atas 60 untuk pertama kalinya sejak akhir 2013.  Meskipun tekanan inflasi di pabrik juga meningkat pada bulan Januari, naik ke level tertinggi sejak September.

Menurut ekonom MNI, meskipun data cenderung melemah namun sentimen bisnis tetap kuat. Ini adalah hasil Januari terbaik dalam tujuh tahun, ditutup oleh indikator Ketenagakerjaan naik ke tingkat tertinggi dalam hampir 6 tahun. Indikator tekanan inflasi yang tetap tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, merupakan sesuatu yang seharusnya berada di garis depan pikiran atau pertimbangan Federal Reserve. (Lukman Hqeem)