Presiden Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell menyampaikan pidato pembukaan dan berbicara tentang prospek ekonomi AS di Simposium Ekonomi Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/08/2022) di akhir pekan lalu. Menurutnya, “Bank sentral memindahkan kebijakan ‘dengan sengaja’ ke tingkat yang cukup terbatas untuk mengembalikan inflasi ke 2%. Memulihkan stabilitas harga akan memakan waktu, memerlukan penggunaan alat bank sentral ‘secara paksa’”.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa pengurangan inflasi ini mungkin akan membuat pertumbuhan di bawah tren yang berkelanjutan, bahkan kemungkinan besar akan ada beberapa pelunakan kondisi kerja, sehingga menimbulkan beberapa masalah untuk sejumlah rumah tangga. Namun demikian, menurutnya ini adalah harga yang harus diambil dalam mengurangi inflasi, bahkan terdapat resiko kegagalan untuk memulihkan stabilitas harga yang akan berarti penderitaan yang jauh lebih besar.
Powell menegaskan bahwa tingkat suku bunga saat ini pada 2,25%-2,50%, belum cukup mengembalikan inflasi ke sasaran 2%. Oleh sebab itu, menurutnya keputusan untuk menaikkan tarif pada pertemuan FOMC di bulan september akan tergantung pada sejumlah data yang berkembang sejak pertemuan FOMC di bulan Juli.
Tidak memungkiri, bahwa menurutnya saat pada di titik tertentu, ketika sikap kebijakan semakin ketat, akan tepat untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga. Bagaimanapun juga, memulihkan stabilitas harga kemungkinan akan membutuhkan mempertahankan sikap kebijakan yang membatasi untuk ‘beberapa waktu’. Namun ia menegaskan kembali komitmen Fed, untuk terus melakukannya sampai pekerjaan selesai.
Powell menggaris bawahi catatan sejarah, dengan sangat memperingatkan agar tidak melonggarkan kebijakan sebelum waktunya. Perekonomian AS jelas akan melambat, namun memerlukan pondasi momentum yang kuat.
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini, pasar tenaga kerja AS memang sangat kuat, tetapi tidak seimbang; inflasi masih tinggi dan terus menyebar. Data inflasi bulan Juli yang lebih rendah disambut baik, tetapi kurang dari apa yang akan dibutuhkan sebelum bank sentral yakin inflasi bergerak turun
Powell memberikan komitmennya bahwa bank sentral berkomitmen untuk memoderasi permintaan agar lebih selaras dengan pasokan. Menurutnya, semakin lama inflasi tinggi ini berlanjut, semakin besar kemungkinannya akan mengakar.
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa laporan inflasi Juli yang mengalami perlambatan adalah berita yang disambut baik. Namun demikian, ia menegaskan bahwa perlu melihat data lain yang lebih meyakinkan untuk menyimpulkan bahwa inflasi AS memang turun.
Mester juga mendung apa yang disampaikan oleh Powell. “Saya pikir Ketua FOMC Jerome Powell menyampaikan pesan yang sangat kuat. Kami semua terlibat dan kami akan tegas dalam mencapai tujuan inflasi.”
Ia menjelaskan bahwa peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan September nanti masih terbuika antara kenaikan 50 dan 75 basis poin. Namun ia meneskan sekali lagi, bahwa perlu melihat lebih banyak data.
“Kami benar-benar memiliki ketidakseimbangan dalam penawaran dan permintaan, alat Fed benar-benar bekerja di sisi permintaan. Situasi Eropa mungkin menunjukkan bahwa harga bensin tidak terus mundur. Perlu berhati-hati dalam berpikir bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Perlu melihat bukti meyakinkan bahwa inflasi turun sebelum kita menghentikan kenaikan suku bunga.”
Secara riil, menurutnya suku bunga saat ini masih negatif, bahkan belum mencapai suku bunga yang netral. Dengan nada hawkish, ia menyatakan bahwa perlu untuk menempatkan tarif di atas 4% dan membiarkannya di sana. Ia yakin bahwa resesi ekonomi tidak akan terjadi, meski di melihat bahwa pertumbuhan akan di bawah tren tahun ini dan berikutnya. Setidaknya aka nada pelemahan di pasar tenaga kerja, jelasnya.
Paska pernyataan ini, indeks Dolar AS tidak menunjukkan reaksi langsung terhadap komentar ini dan terakhir terlihat turun 0,1% hari ini di 108,30.