James Bullard Menyarankan The Fed mengubah rezim suku bunga

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Diantara para pejabat tinggi Bank Sentral AS, kini mulai ramai dibicarakan untuk menerapkan pendekatan suku bunga baru, yang dikenal sebagai penargetan tingkat harga. Langkah ini dilakukan sebelumnya oleh Bank Sentral dimasa Ben Bernanke, yang mendapat acungan jempol.

Pada hari Rabu kemarin, Gubernur Bank Sentral AS wilayah St. Louis James Bullard menyarankan agar The Federal Reserve menganut strategi baru ini. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi AS lebih dingin. Dalam sebuah pidato kepada CFA Society of St. Louis, Bullard mengatakan bahwa adopsi tingkat harga secara formal “tidak realistis dalam waktu dekat.”

Penargetan tingkat harga belum diadili oleh bank sentral utama manapun, katanya. Di bawah rezim penargetan Fed saat ini, bank sentral tidak melakukan apapun ketika inflasi merindukan targetnya, cukup menggunakan target untuk menginformasikan pembahasannya seputar kebijakan. Oleh karena itu, dibutuhkan “studi yang cukup,” sebelum bisa diimplementasikan, katanya.

Saat ini, Fed memiliki target inflasi 2%. Namun, inflasi sebagian besar berada di bawah tingkat tersebut sejak tahun 2012. Hal ini menyebabkan pencarian jiwa di antara beberapa pembuat kebijakan, dan mereka yang melacak tindakan mereka, untuk pendekatan baru, Bullard mencatat.

Di bawah target tingkat harga, Fed akan berkomitmen untuk menjaga tingkat harga pada jalur yang ditetapkan oleh tingkat inflasi 2%, Bullard mengatakan. Ciri dari pendekatan ini adalah Fed akan berkomitmen untuk mencapai target dalam jangka menengah. The Fed akan mentolerir inflasi yang lebih tinggi atau lebih rendah di masa depan untuk mempertahankan tingkat inflasi rata-rata.

Dengan menggunakan 1995 sebagai baseline, Bullard memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu 10 tahun untuk menggunakan tingkat harga untuk mengembalikan inflasi ke jalur inflasi 2%.  Hal ini berdasarkan fakta bahwa selama lima tahun terakhir berturut-turut, target inflasi telah terlewatkan ke sisi yang rendah. Menurutnya, ini telah membuka celah substansial antara tingkat harga aktual dan yang diinginkan. Pendekatan penargetan inflasi telah berhasil menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, pungkasnya. (Lukman Hqeem)