Perdagangan mata uang, dolar AS melemah oleh sentimen geopolitik global. (Lukman Hqeem/ Foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek Dolar AS turun 0,1% ke 95.085, berbalik dari kenaikan moderat yang terjadi pada akhir pekan lalu. Dalam perdagangan diawal minggu ini, Senin (15/10), faktor geopolitik menjadi sumber perhatian utama pasar.


Para investor memperhatikan dengan seksama sejumlah kabar yang melesat di seluruh dunia. Mereka harus menilai kemungkinan dampak perang dagang AS – China, negosiasi Brexit, perbedaan kebijakan moneter antara bank-bank sentral utama dan perlambatan pertumbuhan global. Upaya lindung nilai yang dilakukan dengan memilih aset surgawi, menguntungkan Yen Jepang dan Franc Swiss. Sementara Dolar AS harus berjuang keluar dari kubangannya.

Beragam topik membayangi perdagangan diawal minggu ini, salah satunya adalah masalah perundingan BREXIT yang terlihat menemui hambatan. Masalah perbatasan Irlandia menjadi poin yang hangat dalam perundingan antara Inggris dengan Uni Eropa. Kedua pihak gagal menemukan titik temu.

Sebagaimana diketahui bahwa Irlandia Utara merupakan bagian dari Inggris sementara Republik Irlandia yang ada di bagian selatan menjadi anggota Uni Eropa. Perbatasan di Irlandia inilah yang menjadi titik hangat perundingan berkenaan pengaturan paska Brexit disana. Dalam KTT Eropa yang akan datang, masalah Brexit akan menjadi tipik utama, dimana konferensi ini akan mulai pada Rabu besok.

Poundsterling dibuka lebih rendah dibawah level psikologis $1.31 atas keprihatinan pasar terkait masalah perundingan yang a lot tersebut. Para perunding menghentikan sementara hingga KTT ini berlangsung. Dalam perdagangan hari Senin, pasangan GBPUSD menguat, dimana Pound dibeli pada posisi $ 1.3152.

Mata uang ini dalam jangka pendek masih akan bergejolak. Pasalnya, jika tidak ada kemajuan dalam perundingan soal Brexit, dikhawatirkan KTT nanti juga akan tetap menemui jalan buntu pula. Perdana Menteri Inggris Theresa May berpidato di parlemen pada hari Senin, di mana dia menyerukan “semua pihak tetap tenang” dan mengatakan negosiasi sekarang dalam tahap akhir.


Sementara itu di Eropa, Italia akan mengajukan proposal anggaran yang kontroversial kepada Komisi Eropa. Dalam proposal tersebut, negara terbesar keempat ekonominya di Eropa ini mengajukan defisit anggaran cukup besar sebagaimana janji kampanye kelompok koalisi yang berkuasa ini. Meskipun untuk ini mereka akan bersitegang dengan sejumlah aturan Uni Eropa dan Brussel sendiri.


Kondisi politik Jerman juga menjadi fokus setelah Bavarian Christian Social Union – partai Kanselir Angela Merkel – mencatat hasil terburuk dalam beberapa dekade dalam pemilihan regional dimana Partai sayap kanan lainnya, Partai Alternatif meringsek dengan pendapatan suara yang bisa mengantarkan mereka kedalam Parlemen Jerman. Pemerintah koalisi Merkel telah menghadapi banyak ketegangan sejak pemimpin itu memenangkan masa jabatan keempat tahun lalu, secara berkala hal ini menyebabkan kekhawatiran bagi investor tentang pemilihan umum dan stabilitas politik di Jerman.


Ditengah kondisi politik yang demikian, Euro dalam perdagangan EURUSD pada awal minggu ini masih berhasil memukul Dolar AS dan berakhir di zona hijau. EURUS naik ke $ 1,1579, dibandingkan dengan $ 1,1560 akhir Jumat.


Trump pada hari Senin, melunakkan pernyataannya ke Arab Saudi, dengan menyatakan bahwa “Pembunuh Nakal” yang berada dibalik tragedi hilangnya jurnalis Jamal Kashogi. Sebuah laporan CNN menyebutkan bahwa Arab Saudi tengah menyiapkan pernyataan bahwa Kashogi tewas saat dilakukan pemeriksaan.


Mata uang Swiss, Franc dan Yen Jepang mendapatkan keuntungan dengan sikap risk aversion yang dilakukan oleh investor. Menyusul kondisi politik yang tidak menentu ditambah dengan melemahnya bursa saham baik di Asia, Eropa dan Amerika Serikat sendiri. Satu dolar AS dibeli pada 0.9873 Frank, turun 0.5% mendekati harga termurahnya dalam dua minggu. Sementara Yen Jepang menguat 0.3% dimana Dolar As dibeli pada ¥111.83, mencapai posisi terendahnya dalam sebulan ini. (Lukman Hqeem)