ESANDAR – Euro melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa meski mamou bertahan dalam kisaran ketat. Depresiasi Euro terjadi menjelang Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengadakan pertemuan dan diperkirakan mengeluarkan kebijakan untuk kembali melakukan pembelian Obligasi negara dan memangkas suku bunga ke wilayah negatif pada hari Kamis besok.
Para investor menimbang apakah stimulus moneter lebih lanjut akan efektif dalam melawan kelemahan ekonomi di zona euro, dan apakah ECB akan mengecewakan ekspektasi dovish yang dimiliki pasar.
Sementara dalam perdagangan GBPUSD, Poundsterling sedikit menguat terhadap greenback, karena para investor masih ragu terhadap mata uang Inggris mengingat risiko Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 31 Oktober tetap tinggi. Peluang Brexit tanpa kesepakatan masih sangat memprihatinkan bagi para pedagang karena Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan bahwa ia akan membawa negara itu keluar dari blok pada batas waktu yang ditetapkan.
Meskipun parlemen Inggris menyetujui legislatif yang memaksa Johnson untuk meminta perpanjangan tenggat waktu dari Brussels jika dia tidak dapat menyetujui kesepakatan dengan UE pada pertengahan Oktober, perdana menteri Inggris mengatakan dia tidak akan melakukan hal seperti itu.
Dolar AS menguat terhadap yen, karena permintaan untuk mata uang safe haven ini turun setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa pembuat kebijakan Bank of Japan lebih terbuka untuk membahas kemungkinan memperluas stimulus pada pertemuan dewan mereka pada 18-19 September ketika dampak dari perang dagang AS-Cina menyebar.
Permintaan untuk yen Jepang juga turun karena Cina dan AS pada hari Kamis sepakat untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pada awal Oktober, meningkatkan sentimen risiko.
Data inflasi harga konsumen pada hari Kamis dan data penjualan ritel pada hari Jumat adalah fokus ekonomi utama. Mereka akan mengikuti laporan pekerjaan pada hari Jumat yang menunjukkan pertumbuhan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Agustus.
Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga ketika bertemu pada 17-18 September.
Diawal perdagangan, Dolar AS sempat bergerak turun, karena minat investor terhadap mata uang berisiko meningkat, dipicu laporan rencana stimulus Jerman, berkurangnya kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan dan harapan terobosan dalam perang perdagangan China-AS.
Kabar ini mengangkat dolar Australia ke posisi tertinggi dalam enam minggu di 0,6875 dolar AS dan GBPUSD juga mencapai tertinggi enam minggu di 1,2385 dolar AS, karena undang-undang Inggris yang menghalangi keluar tanpa kesepakatan dari Uni Eropa mulai berlaku.
Mata uang safe-haven yen Jepang menyentuh level terendah lima minggu di 107,46 per dolar AS karena selera risiko meningkat. Pergerakan sederhana di awal perdagangan Asia, namun pedagang secara luas tetap di luar pasar menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (12/9/2019), di mana para pembuat kebijakan diharapkan akan melonggarkan kebijakan moneter.
Investor juga menunggu data inflasi China, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan harga pabrik tahun-ke-tahun, menambah argumen untuk lebih banyak stimulus bank-bank sentral. Lembaga pemeringkat Fitch pada Selasa memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Eropa dan China mengutip meningkatnya proteksionisme.
Harapan pasar untuk adanya terobosan didasarkan pada kepercayaan dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, yang mengatakan kepada televisi Fox bahwa ada “banyak kemajuan” pada kesepakatan perdagangan AS-China dan bahwa pihak AS “siap untuk bernegosiasi”.
Tapas Strickland, seorang direktur ekonomi di National Australia Bank, mengatakan perdagangan tetap tenang dengan sedikit pendorong di luar komentar Mnuchin dan prospek stimulus di Jerman. Namun, tidak adanya berita buruk segera bagi pasar telah membantu sentimen. “Ini sebagian besar merupakan kasus ‘Hakuna Matata’ untuk pasar,” kata Strickland, merujuk pada frasa Swahili yang berarti “jangan khawatir”, yang dipopulerkan oleh film Disney 1994 The Lion King. Pernyataan itu mendorong patokan obligasi 10-tahun pemerintah AS naik ke level tertinggi tiga minggu, di mana mereka bertahan di awal perdagangan Asia.
Euro juga menguat ke level 1,0167 dolar AS menyusul laporan Reuters bahwa Jerman dapat membentuk lembaga investasi publik untuk meningkatkan stimulus fiskal tanpa melanggar aturan pengeluaran nasional.
Sementara itu, Sterling nyaris bergeser ketika parlemen Inggris memilih, seperti yang diharapkan, untuk menghalangi tawaran Perdana Menteri Boris Johnson untuk pemilihan awal, yang mendorongnya bersumpah bahwa dia akan mengamankan kesepakatan Brexit pada pertemuan puncak Uni Eropa bulan depan. Sterling berada tepat di bawah tertinggi enam minggu di 1,2344 dolar AS pada pukul 00.05 GMT. “Sementara saya enggan untuk pergi mendekati pound, saya suka apa yang saya lihat dalam aksi harga,” kata Chris Weston, kepala penelitian di broker valas Melbourne Pepperstone Group.
“Jika pound/dolar AS kembali naik melewati 1,2354 dolar AS, saya akan mencari posisi beli, dengan berhenti setelah melampaui 1,2234 dolar AS.” Yuan China bergerak di kisaran sempit dalam perdagangan luar negeri bertahan di sekitar 7,1140 per dolar AS menjelang rilis data ekonomi. Demikian laporan yang dikutip Reuters. (Lukman Hqeem)