ESANDAR, Jakarta – Mata uang Euro dalam perdagangan EURUSD terseret turun akibat masalah Brexit yang semakin tidak jelas. Inggris yang rencananya akan keluar dari Uni Eropa tentunya akan memberikan “bekas” pada kondisi ekonomi Eropa. Jika terjadi hard Brexit, Inggris diperkirakan mengalami resesi, dan kemungkinan akan merembet ke negara lainnya.
Pada perdagangan hari Kamis (28/03), ketidak pastian tersebut membuat Euro tertekan terhadap mata uang yang berstatus safe haven seperti dolar AS dan Yen Jepang. Hingga perdagangan di sesi Eropa, Euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1239 dan JPY 123,73.
Proposal Brexit masih menjadi masalah utama. Hingga Parlemen Inggris mengambilalih proses legislasi, belum juga ada kesepakatan mengenai bagaimana cara Inggris nanti akan keluar, atau bahkan mungkin apakah Brexit akan dilanjutkan atau dibatalkan.
Secara teknis, EURUSD masih berpeluang menguji level support di kisaran US$ 1,1232. Harga saat ini berada di bawah Moving Average (MA) 8 (garis merah), 21 (garis hijau) dan 125 (garis biru). Indikator MACD berada di wilayah negatif yang membuka peluang berlanjutnya penurunan.
Sementara indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual berpeluang membawa harga naik terlebih dahulu. Resisten terdekat berada di kisaran US$ 1,1257 selama tidak ditembus EURUSD cenderung masih akan turun. Kemampuan menembus support US$1,1232 akan membuka peluang penurunan ke area US$ 1,1205.
Sementara dalam perdagangan EURJPY sejumlah indikator menunjukkan hal yang mirip dengan EUR/USD, sehingga peluangnya juga masih akan bergerak turun. Level Support terdekat berada di kisaran 126,74, jika berhasil ditembus EURJPY berpeluang turun ke area 126,96. Sementara resisten terdekat berada di kisaran 124,04. Jika level ini tidak ditembus, EURJPY masih cenderung turun. Namun jika resisten tersebut dilewati, EURJPY memiliki peluang naik ke 124,39. (Lukman Hqeem)