Bursa saham asia awal minggu ini naik oleh dampak bursa wall street di akhir pekan lalu.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia berbalik tajam dalam perdagangan di hari Rabu (27/03) dan berakhir dalam posisi beragam. Sejumlah data ekonomi AS yang mengecewakan semakin menambah kekhawatiran pelaku pasar tentang pertumbuhan ekonomi global. Disisi lain, perkembangan terkini atas masalah Brexit dan kelanjutan perundingan perdagangan AS – China masih menjadi perhatian.

Bursa saham China mengumumkan langkah-langkah baru untuk menopang pertumbuhan. Kebijakan ini dianggap gembira pelaku pasar. Indek Shanghai naik 25,62 poin atau 0,9 % menjadi 3.022,72, menularkan kegembiraan ke Indek Hang Seng Hong Kong yang berakhir naik 161,34 poin atau 0,6 % ke 28.728,25.

Sementara itu, bursa saham Jepang jatuh karena persisten dimana sejumlah saham mulai perdagangan ex-dividen. Indek Nikkei 225 turun 49,66 poin atau 0,2 % ke 21.378,73. Para Investor melepas saham dengan hasil dividen tinggi, yang membuat saham Kansai Electric Power jatuh 4,2 % dan Sumitomo Mitsui Financial Group harus kehilangan 2,4 %. Pembuat mobil Mazda Motorcycles, Toyota Motor, Nissan Motor dan Subaru Corp masing-masing turun antara 1-4 %.

Bursa saham Seoul Korea Selatan melemah karena investor bersiap untuk memasuki musim pendapatan yang suram. Indek Kospi turun 3,18 poin atau 0,2 % berakhir di 2.145,62 dalam perdagangan yang berlangsung dalam bentang tipis, terseret oleh saham layanan kesehatan.Ditengah pelemahan ini, saham kelas berat seperti Samsung Electronics dan SK Tech Hynix masing-masing naik 0,2 % dan 1 %.

Para pelaku pasar merasa kecewa dengan data ekonomi AS terkini, khususnya mengenai indek kepercayaan konsumen. Disisi lain, Departemen Perdagangan merilis sebuah laporan yang menunjukkan adanya defisit perdagangan AS menyempit lebih dari yang diperkirakan pada Januari di tengah penurunan tajam nilai impor. Departemen Perdagangan merilis laporan yang menunjukkan penurunan tajam dalam konstruksi perumahan baru di bulan Februari.

Dalam laporan itu mengatakan perumahan mulai merosot 8,7 % ke tingkat tahunan 1,162 juta pada Februari setelah melonjak 11,7 % ke tingkat revisi 1,273 juta pada Januari. Para ekonom sebelumnya memperkirakan perumahan akan turun ke 1,213 juta dari 1,230 juta untuk bulan sebelumnya.

Departemen Perdagangan mengatakan izin bangunan juga turun 1,6 persen ke tingkat tahunan 1,296 juta pada Februari setelah turun 0,7 persen ke tingkat revisi 1,1317 juta pada Januari. Izin membangun, indikator permintaan perumahan di masa depan, telah diperkirakan turun menjadi 1.300 juta dari 1.345 juta yang awalnya dilaporkan untuk bulan sebelumnya.

Secara terpisah Conference Board melaporkan adanya penurunan tak terduga dalam kepercayaan konsumen di bulan Maret. The Conference Board mengatakan indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 124,1 pada Maret setelah melonjak menjadi 131,4 pada Februari. Ekonom memperkirakan indeks naik ke 133,0.

Lynn Franco, Direktur Senior Indikator Ekonomi di Conference Board  mengatakan bahwa indek keyakinan ini agak volatile selama beberapa bulan terakhir, karena konsumen harus menghadapi volatilitas di pasar keuangan, penutupan sebagian pemerintah dan laporan pekerjaan Februari yang sangat lemah. Terlepas dari dinamika ini, konsumen tetap yakin bahwa ekonomi akan terus berkembang dalam waktu dekat, tambahnya. Namun ia juga mempercayai bahwa tren kepercayaan secara keseluruhan telah melemah sejak musim panas lalu. Ini menunjukkan adanya moderasi dalam pertumbuhan ekonomi. (Lukman Hqeem)