Harga Emas naik secara moderat melanjutkan kenaikan sebelumnya. (Lukman Hqeem/ foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (19/04/2021) di bursa komoditi berjangka AS, setelah melonjak 2 hari sebelumnya dan membukukan pekan terbaiknya sejak pertengahan Desember. Kebangkitan imbal hasil obligasi AS setelah turun tiga sesi sebelumnya menekan daya tarik emas dan melawan sokongan harga dari pelemahan dolar AS.

Harga emas untuk kontrak bulan Juni di Bursa berjangka Comex – New York Exchange, terpuruk 9,6 dolar AS atau 0,54 persen menjadi ditutup pada 1.770,60 dolar AS per ounce. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi sesi di 1.790,35 solar AS, posisi paling dekat dengan wilayah 1.800 dolar AS sejak 26 Februari.

Akhir pekan lalu,  harga emas berjangka terangkat 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.780,20 dolar AS, setelah melambung 30,5 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.766,80 dolar AS pada hari Kamis (15/4), serta merosot 11,3 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada hari Rabu (14/4).

Harga emas sendiri masih memiliki peluang naik meski akan melalui perdagangan yang bergelombang. Penurunan kurva imbal hasil dari potensi melemahnya inflasi AS akan membuat Emas memiliki prospek kenaikan dalam jangka panjang.

Emas diperdagangkan jauh lebih tinggi daripada level normal pada pekan lalu sebagai reaksi terhadap perselisihan geopolitik dan imbal hasil obligasi yang lebih lemah, dan turun pada hari Senin setelah mencapai keadaan jenuh beli.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadilan acuan, naik mencapai tertinggi sesi 1,615 persen pada hari Senin (19/4) setelah jatuh ke level terendah satu minggu di 1,555 persen pekan lalu. Imbal hasil berada di level tertinggi 14 bulan di 1,77 persen pada tanggal 30 Maret.

Emas telah merosot lebih dari 6,0 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar tertekan oleh melonjaknya imbal hasil obligasi AS. Tapi membatasi penurunan emas lebih lanjut adalah dolar yang lebih lemah, merosot ke level terendah lebih dari enam minggu terhadap saingannya.

Sementara dalam perdagangan di pasar fisik,  juga memberikan dukungan yang baik terhadap kenaikan harga emas di bursa berjangka, Harta tertahan dari pada penurunan di bawah $ 1.700. Dukungan tren bullish emas didapatkan dari membaiknya ppermintaan India dan China dari level rendah dan bank-bank sentral beralih ke posisi pembeli kembali pada bulan Februari. China sebagai konsumen emas terbesar dunia, telah memberikan izin kepada bank-bank domestik dan internasional untuk mengimpor emas dalam jumlah besar ke negara itu, lima sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.

Harga emas juga memiliki kemampuan untuk didorong lebih tinggi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia, sementara beberapa lainnya mengutip data ekonomi yang menggembirakan di China dan Amerika Serikat sebagai faktor peredam emas.