harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas dalam perdagangan di bursa berjangka pada hari Kamis (03/01/2019) naik untuk kedua kalinya berturut-turut. Mencatatkan harga tertinggi dalam lebih dari enam bulan. Kenaikan harga didorong oleh menurunnya bursa saham dan dolar A.S.


Gelombang besar dari pernyataan Apple terkait penurunan proyeksi pendapatan mereka sebagai konsekuensi lemahnya penjualan di China, dianggap sebagai konfirmasi atas dampak Perang Dagang AS- China yang selama ini dikhawatirkan pasar. Tak heran investor melakukan aksi penjualan pada aset yang dianggap beresiko, seperti saham dan memilih aset yang lebih aman, misalnya Emas.


Prospek pendapatan Apple yang turun, membuat saham produsen iPhone ini mengguncang pasar, dimana investor melepas saham-saham teknologi lainnya di bursa. Indek Nasdaq harus turun lebih tajam sebesar 04%. Indek Dow Jones dan S&P 500 juga menurun paska penutupan perdagangan emas berjangka berakhir.


Saham Apple bergerak lebih rendah setelah raksasa teknologi itu mengumumkan pemotongan pendapatannya, ini sesuatu yang langka terhadap perkiraan penjualannya. Apple mengutip lemahnya pertumbuhan ekonomi di China, dapat memburuk oleh sengketa tarif antara Beijing dan Washington.


Pengumuman Apple pada akhir Rabu telah memberikan bukti lebih lanjut bahwa China, sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia berada pada pijakan yang tidak rata. Negeri Tirai Bambu ini akan rentan dan memberikan kekhawatiran baru. China diyakini bisa menjadi sumber kontraksi dalam ekspansi ekonomi internasional.


Harga logam mulia dalam perdagangan di bursa COMEX untuk pengiriman bulan Februari berakhir naik $ 10,70, atau 0,8%, ke harga $ 1,294.80 per troy ons. Sehari sebelumnya, harga komoditas ini ditutup naik 0,2%. Harga menandai penyelesaian lain pada level tertinggi sejak pertengahan Juni dan semakin dekat ke level psikologis di $1.300.


Kenaikan harga saat ini ditengah bayang-bayang tekanan dari naiknya suku bunga AS. Namun kondisi terkini menunjukkan Bank Sentral AS nampaknya mempertimbangkan pelemahan di bursa saham. Sikap yang lebih lunak ini menjadi pendukung bagi harga emas baru-baru untuk menguat kembali.


Naiknya harga emas juga didorong dengan melemahnya Dolar AS saat ini. Terkait penutupan layanan operasional pemerintah federal AS, Dolar melemah. Indikator ekonomi AS yang mendingin, juga berkontribusi dalam melemahnya Dolar AS. Indek Dolar turun 0,6% ke 96,26. Pelemahan ini memberikan daya ungkit harga Emas.


Indikator ekonomi AS terkini menyebutkan bahwa sebanyak 271.000 pekerjaan sektor swasta hadir pada bulan Desember. Data yang dirilis oleh Automatic Data Processing Inc. (ADP) ini menunjukkan kenaikan dari angka bulanan sebelumnya yang hanya sebesar 179.000.


Namun, indikator ekonomi penting lainnya oleh Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa indek manufaktur AS, menghasilkan angka di 54,1 pada bulan Desember, turun dari 59,3 pada November dan di bawah angka 57 sebagaimana yang diperkirakan para ekonom. Data ini menambah sentimen pasar yang suram. Membuat para investor semakin bersemangat masuk ke dalam bursa emas.

Hari ini, para pelaku pasar akan memperhatikan laporan nonfarm-payroll (NFP) AS yang ketat. Dimana diperkirakan akan ada 184.000 pekerjaan baru pada bulan Desember. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan turun menjadi 3,6%.

Emas pada hari ini diperkirakan masih akan berusaha menembus level resisten psikologis di $1.300. Melihat pergerakan dalam dua pekan terakhir, terbukti logam mulia ini mampu menjaga konsistensinya dengan bertahan diatas $1.236. Harga diperkirakan masih akan diatas rata-rata harga bawah sejak Agustus, Sepetmber hingga Oktober lalu. Target kenaikan selanjutnya adalah mencoba menuju $1.320 dengan terlebih dahulu menembus $1.293. (Lukman Hqeem)