Bursa saham

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham Amerika Serikat ditutup turun pada Kamis (03/01). Indek Dow Jones merosot lebih dari 600 poin karena saham Apple Inc mencatat penurunan terbesar sejak 2013 secara persentase. Sementara investor bereaksi semakin buruk setelah data indek manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan.


Hasil perdagangan kemarin, juga menjadi awal terburuk untuk catatan kinerja satu tahun Indek S&P 500 dan Dow Jones sejak tahun 2000. Sedangkan untuk Nasdaq itu adalah awal perdagangan terlemah sejak 2005.

Indek Dow Jones merosot 660,02 poin, atau 2,8%, ke 22.686,22. Indek S&P 500 turun 62,14 poin, atau 2,5% ke 2.447,89, dan Indek Nasdaq jatuh 202,43 poin, atau 3% ke 6.463,50.


Pihak Apple, produsen iPhone ini memangkas perkiraan pendapatan kuartalannya untuk pertama kalinya. Ini baru terjadi dalam masa lebih dari 15 tahun. Diumumkan pada Rabu malam oleh kepala eksekutif Tim Cook. Pertimbangannya, Apple melihat tanda-tanda melemahnya perekonomian China. Saham Apple tergelincir 10% dan mencatat penurunan persentase satu hari terbesar sejak 24 Januari 2013.


Pengumuman oleh Apple datang ketika investor masih bergulat dengan kekhawatiran bahwa Perang Dagang yang berlarut-larut antara Washington dan Beijing mulai melukai beberapa perusahaan raksasa AS yang paling berpengaruh. Hal ini bisa mengancam prospek pertumbuhan dan tren kenaikan pasar saham lebih lama dengan hasil compang-camping.


Sentimen pasar semakin rapuh dan terpukul setelah dirilis hasil survei dari Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS tumbuh pada laju paling lambat dalam dua tahun. Hasil ini semakin mengintensifkan kekhawatiran di antara investor bahwa ekonomi AS telah kehabisan daya dorong bersama dengan mesin ekonomi besar lainnya dari Asia dan Eropa.


Pengumuman Apple dan laporan ISM mengikuti tanda-tanda baru melemahnya ekonomi China. Hasil ini diidentifikasi dari pembacaan data manufaktur resmi Beijing untuk bulan Desember. Indek Manufaktur China mengalami penurunan yang lebih parah daripada yang dikeluarkan sebelumnya. Tercatat mengalami penurunan ke level terlemah sejak Februari 2016. (Lukman Hqeem)