Harga emas naik setelah Dolar AS melemah tipis. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas di bursa berjangka naik kembali pada hari Selasa (25/09) karena greenbacks melunak. Indek Dolar AS turun tipis menjelang hasil pertemuan dua hari The Federal Reserve dipublikasikan. Mayoritas pasar menduga akan ada kenaikan suku bunga, yang tentu dapat menguatkan dolar AS.


Untuk komoditi logam mulua dengan kontrak pengiriman bulan Desember, harganya naik 70 sen, atau kurang dari 0,1%, dengan menetap di $ 1,205.10 per troy ons, setelah indek dolar, sedikit berubah minus 0,12% ke 94 155. Dolar dan Loham Mulia, yang terutama dihargai di AS. mata uang, cenderung bergerak terbalik. Harga berdasarkan kontrak teraktif telah menurun 8% sejauh ini di 2018 sementara indeks dolar naik sekitar 2,2%.


Suku bunga yang lebih tinggi cenderung untuk meningkatkan dolar dan memangkas permintaan untuk emas. Namun harga emas bergerak naik bersama dengan imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahunyang mendekati bunga tertinggi dalam tujuh tahun.


Dalam pertemuan dua hari para pembuat kebijakan Fed, yang akan berakhir pada hari ini – pasar meyakini sebesar 90% atas kemungkinan kenaikan suku bunga, seperempat poin. Pasar sendiri melihat kemungkinan ditahun ini bisa menaikkan hingga empat kali. Namun, para pedagang telah menunjukkan keraguan dengan kemungkinan itu setelah muncul tanda-tanda adanya pelambatan ekonomi global.


Bagaimanapun juga, kenaikan suku bunga membuat harga emas jatuh, namun para pialang tetap berusaha mencari celah dengan melihat pada proyeksi ekonomi AS serta dalam ujaran yang akan disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell hari ini. Segala pernyataan Powell yang bersifat netral akan dapat meningkatkan harga emas, dibandingkan bila Powell mengeluarkan pernyataan yang bersifat dovish . Terutama jika ia mengutip banyak kata-kata terkait yang menyebutkan adanya risiko dari gejolak perdagangan global dewasa ini.


Sejauh ini, Logam Mulia telah berjuang sebagai aset surgawi di bawah kekhawatiran Perang Dagang AS dan sejumlah mitranya. Banyak Investor yang berbondong-bondong memilih Dolar AS disaat ini, sehingga menambah tekanan pada logam mulia.


Kemampuan Emas bertahan diatas harga psikologis $1.200 dalam dua minggu terakhir, menjadi modal bagi kenaikan lebih lanjut. Dalam prespektif jangka panjang, harga emas masih menyimpan potensi kenaikannya. Pada November nanti, akanada pemilihan umum sela di AS. Belum lagi pada sejumlah wilayah didunia juga memanas. Tentu akan menjadi faktor bagi kenaikan harga emas lebih lanjut. Tak heran, bila harga emas bisa menatap ke level $1.500 pada tahun depan. (Lukman Hqeem)