ESANDAR, Jakarta – Tiga indek bursa utama AS berakhir naik di perdagangan minggu kemarin. Indek S&P 500 dan Dow Jones melanjutkan kinerja mingguan mereka yang gemilang. Empat minggu beruntun naik ditiup oleh sentiment kabar terkini mengenai RUU Perpajakan. Sementara Indek Nasdaq tetap naik pula.
Pergerakan saham diminggu kemarin sangat sensitive dengan perkembangan RUU Perpajakan. Partai Republik dikabarkan tengah menyiapkan versi akhir RUU tersebut. Indek bursa Dow Jones berakhir naik 140 poin atau 0.6%, ke 24,648. Indek S&P 500 naik 23 poin atau 0.9%, ke 2,675 sementara indek Nasdaq naik 80 poin atau 1.2%, ke 6,936. Ketiga indek ini membungkus perdagangan mingguan dengan kenaikan ke rekor tertinggi. Ekspektasi investor cukup tinggi atas perkembangan RUU Perpajakan.
Di Bursa S&P 500 hampir semua sektor perdagangan naik. Sepuluh dari 11 sektor disana berakhir positif dimana sektor teknologi, konsumen dan layanan kesehatan memimpin kenaikan saat ini. Mereka naik rata-rata lebih dari 1%, sayangnya sektor energy masih datar-datar saja. Sepanjang seminggu, indek bursa S&P 500 naik 0.9%. Indek Dow Jones selama sepekan naik 1,3% dimana 26 emiten berakhir positif dari 30 emiten yang ada. Indek Nasdaq naik 1.4% sepanjang minggu ini.
Kondisi ekonomi AS sangat baik dan menunjang penguatan harga saham. Meski the Federal Reserve akan menaikkan kembali suku bunga ditahun depan lebih banyak dari perkiraan pasar. Pada hari Rabu (113/12/2017) The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 25bp, sesuai dengan perkiraan. Dalam pernyataannya, The Fed akan menaikkan setidaknya tiga kali kenaikan suku bunga ditahun 2018 nanti.
Suka atau tidak suka, RUU Perpajakan AS akan segera diundangkan. Undang-undang ini akan mereformasi perpajakan AS saat ini. Hasilnya, dianggap pro pelaku bisnis dan usaha. Tentu saja ini akan menjadi momentum bagi pasar saham atas prospek pemankasan pajak dan kenaikan pendapatan perusahaan. Pertumbuhan ekonomi juga diharapkan akan terdorong naik dengan perbaikan iklim usaha ini. Indikator ekonomi terkini mengkonfirmasi bahwa angka konsumsi masyarakat AS untuk barang ritel meningkat.
Indek aktifitas pabrikan The Empire State menunjukkan penurunan dibulan Desember ini, menjadi 18 dari sebelumnya di 19,6 pada bulan November, demikian paparan The Federal Reserve wilayah New York. Meski angkanya masih positif, namun ini merupakan penurunan dalam tiga bulan beruntun ini. Sementara itu, indek aktifitas produksi dibulan November naik 0,2%. Ini menjadi kenaikan yang beruntun dalam tiga bulan terakhir.
Sementara itu, DOlar AS menguat pula atas sejumlah mata uang lainnya. Indek Dolar AS ICE naik 0.5% ke 93.929. Meski Dolar menguat, namun harga komoditi minyak mentah tetap naik 0.5% ke harga $57.30 per barel. Harga Emas juga naik sebesar 40 sen ke $1,257.50 ini menjadi catatan kinerja mingguan yang positif bagi komoditi emas dalam sebulan ini. Perdagangan mata uang kripto, Bitcoin berjangka naik 8% ke $18,100, setelah tiga sesi sebelumnya jatuh. Sementara harga bitcoin dipasar spot naik sebesar 6.9% ke $17,668.
Bursa saham AS sayangnya berakhir pekan negatif. Jatuhnya pasar akibat sentiment penutupan pasar saham AS haro Kamis yang negatif. Indek saham Eropa juga berakhir negatif pula. (Lukman Hqeem)