Bursa Saham Tergelincir aksi jual menyambut libur panjang

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS berakhir turun. Sempat menguat diawal, namun akhirnya terseok diakhir perdagangan. Aksi ambil untung yang dilakukan investor mendorong indek saham jatuh. Sektor layanan kesehatan, bahan baku dan telekomunikasi menjadi yang paling tertekan.

Indek Dow Jones berakhir naik 76.77 poin atau 0.3%, turun ke 24,508.66. Indek S&P 500 turun 10.84 poin atau 0.4%, ke 2,652.01, dimana 10 dari 11 sektor utama didalamnya berakhir negatif. Indek Nasdaq turun 19.27 poin atau 0.3%, ke 6,856.53.

Kabar dari dicapainya kesepakatan antar Eksekutif dalam pembahasan RUU Perpajakan membua peluang kenaikan indek saham. Janji pemangkasan pajak korporat dari 35% menjadi 21 % memberikan harapan kenaikan pendapatan emiten. Sayangnya pelaku pasar masih khawatir dengan penundaan pelaksanaannya, sehingga lebih hati-hati dan bersikap menunggu hingga resmi diundangkan.

Diawal perdagangan, pasar mendapatkan dukungan dari sejumlah indikator ekonomi. Data yang lebih baik dari perkiraan member harapan perekonomian akan terus membaik. Angka penjualan ritel AS naik sebesar 0.8% dibulan November. Ini merupakan sinyal positif mengingat masih diawal musim liburan akhir tahun. Kenaikan ini lebih tinggi dua kali lipat dari perkiraan pasar.

Secara terpisah, dikabarkan pula klaim pengangguran mengalami penurunan sebesar 11,000 pada minggu lalu. Sementara harga impor barang mengalami kenaikan harga sebesar 0,7% dibulan November. Indek PMI Pabrikan AS menunjukkan adanya kenaikan, menjadi 55 dari 53,9 dibulan November. Sayangnya diakhir tahun ini aktifitas jasa akan menurun, sehingga indeknya aktifitas jasa menurun di 52,4 dari 54,5. Meski menurun, namun tetap mengalami pertumbuhan, dimana angka indek terjaga diatas 50. Sayangnya data lain menunjukkan bahwa inventori bisnis mengalami penurunan sebesar 0,1% dibulan Oktober.

Pihak European Central Bank (ECB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga saat ini. Bahkan memberikan indikasi kebijakan moneter yang ultra longgar. Sementara Bank of England juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga saat ini sebesar 0.5%, dengan hasil pungutan suara adalah 9-0. Pada bulan November kemarin, bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade ini.

Kebijakan monter terkini dilansir sehari setelah The Federal Reserve memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25bp. Kisaran bunga kredit The Fed saat ini menjadi 1,25% – 1,5%. Sinyal yang harus diwaspadai adalah rencana kenaikan suku bunga ditahun 2018 yang diperkirakan hanya akan dilakukan tiga kali dengan masing-masing sebesar 25bp.

Para investor juga telah mengantisipasi lolosnya RUU perpajakan ini. Segala kabar yang mengindikasikan adanya penundaan pelaksanaan undang-undang tersebut, akan menjadi sentiment negatif pasar. Memang hal ini tidak terjadi pada perdagangan hari ini. (Lukman Hqeem)