ESANDAR – Departemen Perdagangan Amerika Serikat merilis laporan awal mengenai Produksi Porduksi Domestik Bruto (PDB) yang dikatakan tumbuh 1.9 % di kuartal ketiga 2019. Perolehan tersebut rupanya tak seburuk perkiraan penurunan ke level 1.6 persen, tetapi lebih rendah daripada 2.0 persen di kuartal kedua.
Adapun faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi AS dari penurunan drastis, menurut Departemen Perdagangan, adalah aktivitas belanja konsumen dan belanja pemerintah. Personal Consumption Expenditures (PCE) AS tumbuh 2.9 persen dalam basis tahunan, sedangkan belanja pemerintah AS tumbuh 2 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan AS tahun ini diragukan akan bisa bertahan terus di atas 3 persen seperti yang dijanjikan oleh Presiden Donald Trump. GDP tahunan menunjukkan penurunan konsisten dan signifikan di bawah target. Padahal, masa jabatan Trump sebagai presiden akan berakhir tahun depan dan ia harus kembali berkampanye untuk pemilu dalam waktu dekat.
Bisnis swasta di Amerika Serikat merekrut 125.000 pekerja baru pada bulan Oktober 2019, sesuai dengan yang di prediksi para pengamat dan mencatat kenaikan dari bulan sebelumnya di angka 93.000.
Laporan dari Automatic Data Proccesing (ADP) menunjukan sector penyedia jasa menambah 138 ribu pekerjaan, sementara sector penghasil barang mengurangi 13 ribu pekerjaan. Namun, data ADP Non-Farm Employment Change untuk bulan lalu justru direvisi turun menjadi 93,000 dari 135,000.
Rilis data ADP tersebut belum banyak direspon para trader karena semua wait and see menanti pengumuman suku bunga Fed pada tengah malam. “Bagi para pengusaha manufaktur, tantangan terbesarnya masih soal menemukan tenaga kerja yang berkemampuan, serta pengaruh dari ketidakpastian perdagangan. Hal ini mempersulit mereka untuk merekrut tenaga kerja dan mengekspansi operasi bisnisnya,” kata Chad Moutray, Kepala Ekonom di National Association of Manufacturers.