ESANDAR, Jakarta – Melemahnya Dolar AS pada hari Selasa sebagaia dampak aksi profit taking investor menjelang peristiwa-peristiwa penting dalam seminggu ini.
Sejumlah peristiwa penting itu termasuk, pengumuman sejumlah data ekonomi Inggris, seperyi Indek Jasa PMI pada hari Rabu; risalah pertemuan FOMC terkini pada hari Kamis dan laporan ketenaga kerjaan pada bulan Juni pada hari Jumat.
Indeks Dolar Amerika Serikat, DXY turun 0,4% pada 94.613, melemah lebih rendah oleh Euro yang pulih karena Jerman menghindari krisis politik. Indeks masih naik 2,7% sepanjang tahun ini. Sentimen pergerakan pasangan mata uang EUR/USD terbantu oleh kondisi politik Merkel yang sedikit membaik. Politisi Jerman mencapai kesepakatan untuk mengakhiri krisis, memberikan pemicu ke atas bagi euro.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer tetap berada di posnya dan koalisi di negara terbesar di Eropa itu tetap utuh. Data zona euro yang dirilis kemarin hanya memiliki pengaruh sedikit karena PPI naik 3,0% secara tahunan di bulan Mei dan penjualan ritel zona euro tetap tidak berubah pada bulan Mei untuk peningkatan 1,4% sepanjang tahun.
Data PMI Konstruksi Inggris yang dirilis kemarin naik menjadi 53,1 pada Juni, dari 52,5 di bulan Mei. Ini adalah hasil data terkuat sejak Nov tahun lalu. Komentar anggota MPC BoE yang terdengar hawkish, Michael Saunders mengatakan bahwa tingkat suku bunga Inggris mungkin harus naik lebih cepat daripada yang diperkirakan pasar.
Menurut Saunders, perekonomian Inggris terus berusaha keluar dari pelemahan. Saunders menunjukkan konsistensi dalam mempertahankan pola voting kebijakan baru-baru ini (mendukung kenaikan suku bunga) pada pertemuan Agustus. Dia juga mengatakan bahwa efek buruk cuaca pada ekonomi hanya bersifat sementara dan upah meningkat secara bertahap.
Sementara itu, bisnis Inggris harus menghadapi ketidakjelasan dari Brexit sehingga bisa menghambat investasi dan mengurangi potensi ekonomi.
Pasangan mata uang AUDUSD memperoleh sentimen positif menyusul pernyataan Reserve Bank of Australia (RBA). Seperti yang diharapkan, bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah sementara pernyataan itu dianggap sebagai “tidak begitu dovish”. RBA terus memproyeksikan dan menargetkan pertumbuhan PDB sedikit di atas 3%, pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dan peningkatan upah dan inflasi secara bertahap.
Imbal hasil Obligasi AS yang lebih rendah dan harga komoditas yang lebih tinggi memberikan dukungan kepada AUDUSD. Wall Street akan ditutup lebih awal hari ini menjelang liburan Hari Independen pada hari Rabu.
Beberapa data ekonomi AS berhasil memberikan optimisme pada pasar. Namun sayangnya, indeks dolar AS gagal mendapatkan momentum karena indeks Kondisi Bisnis yang diterbitkan oleh ISM-NY berada di angka indeks 55 pada bulan Juni dari angka indeks 56,4 pada bulan Mei.
Pasangan mata uang USD/JPY menyentuh level terbaiknya sejak akhir Mei di 111,12 kemarin tetapi gagal untuk mempertahankan momentum bullishnya.
Yen Jepang tampaknya diuntungkan dari minat terhadap risiko yang lebih rendah dalam sesi perdagangan AS semalam. Indeks ekuitas utama mencari aman untuk mengakhiri sesi liburan-pendek di zona merah. (Lukman Hqeem)