Dolar AS Letoy

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Setelah melalui perdagangan yang bergejolak di hari Rabu, di tengah arus akhir bulan, Dolar AS mengumpulkan kekuatan pada Kamis (01/09/2022) pagi dimana Indek Dolar AS naik di atas 109,00. Meskipun dolar telah kehilangan minat beli setelah data dari AS menunjukkan bahwa pekerjaan di sektor swasta tumbuh pada kecepatan yang jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada bulan Agustus, namun aksi risk aversion yang terjadi membantu mata uang ini menemukan permintaan kembali.

Sementara itu, data tingkat pengangguran di bulan Juli dari kawasan euro akan dilihat sebagai dorongan baru pada perdagangan hari ini. Data ekonomi AS lainnya hari ini adalah Klaim Pengangguran Awal mingguan, data Biaya Tenaga Kerja Unit kuartal kedua dan survei IMP Manufaktur ISM untuk bulan Agustus. Sejauh ini, pratinjau IMP Manufaktur ISM AS diperkirakan akan melambat.

Bursa saham utama Wall Street mengalami kerugian besar pada hari Rabu dan membuat indek saham berjangka AS turun antara 0,4% dan 1,2% di pagi Eropa pada hari Kamis, menunjukkan bahwa aliran safe-haven terus mendominasi aksi pasar. Sementara itu, indek Shanghai kehilangan 0,5% meskipun fakta bahwa kabinet China mengatakan bahwa Beijing akan mempublikasikan langkah-langkah rinci untuk serangkaian langkah-langkah kebijakan yang baru diumumkan pada awal September.

Setelah data dari kawasan euro menunjukkan bahwa Indeks Harmonisasi Harga Konsumen (HICP) tahunan naik menjadi 9,1% dari 8,9% pada bulan Juli, mata uang bersama berhasil bertahan terhadap dolar dan EUR/USD menutup hari di level tertingginya sejak pertengahan Agustus. Menurut Reuters, pasar uang zona euro sekarang memperkirakan kemungkinan 80% kenaikan suku bunga ECB 75 basis poin minggu depan, dibandingkan dengan lebih dari 50% di awal minggu. Terlepas dari taruhan ECB yang hawkish, EUR/USD diperdagangkan di wilayah negatif di bawah 1,0050.

Pada perdagangan GBP/USD, pasangan ini memperpanjang penurunannya dan menyentuh level terlemahnya dalam lebih dari dua tahun di bawah 1,1600. Poundsterling berjuang untuk menemukan permintaan di tengah penghindaran risiko dan minat baru pada euro.

Pasangan USD/JPY melonjak ke tertinggi baru multi-dekade di atas 139,50 selama jam perdagangan Asia tetapi kini mundur menuju 139,00. Benchmark imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun naik hampir 3% pada hari Rabu dan naik di atas 3,2% untuk pertama kalinya dalam dua bulan, memicu reli USD/JPY.

Sementara harga emas masih mencatatkan kerugian, tertekan oleh kenaikan imbal hasil Obligasi AS. Harga turun untuk dua hari berturut-turut dan terakhir terlihat diperdagangkan di wilayah negatif di bawah $1.710.