Harga emas turun oleh penguatan Dolar AS paska data ekonomi AS yang solid.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun dari posisi tertinggi dalam satu minggu yang diraih sehari sebelumnya. Turunnya klaim pengangguran AS mendorong Dolar AS menguat kembali dan menjatuhnya harga emas.

Dalam perdagangan berjangka, harga emas masih diperdagangkan dalam kisaran yang ketat. Terlihat selama beberapa sesi terakhir ini harga emas hanya bolak-balik dari area $1330 – 65. Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni turun $ 4,70, atau 0,4%, untuk menetap di $ 1,348.80 per troy ons. Sebelumnya, harga emas mengalami kenaikan 0,3% pada hari Rabu dan berakhir pada $ 1,353.50, ini merupakan harga tertinggi sejak 11 April, menurut data FactSet.

Disisi lain, pernyataan Gedung Putih terkait rencana pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump, yang didahului dengan keberhasilan pertemuan Direktur CIA pada akhir pekan Paskah kemrin, telah meredam kekhawatiran pasar. Hal ini menumpulkan permintaan untuk emas.

Dolar menguat pada Kamis, membalik kinerja mingguan ke dalam wilayah yang sedikit positif, dan membantu mengurangi permintaan untuk logam mulia dalam denominasi dolar. Pada hari Kamis, Indek Dolar Amerika Serikat, DXY, naik 0,3% pada 89,85, diperdagangkan hampir 0,1% lebih tinggi minggu ini.

Penguatan Dolar AS didasarkan rasa kepercayaan diri akan kondisi ekonomi AS yang terus membaik. Dalam data ekonomi, klaim pengangguran mingguan pertama kali AS turun sedikit menjadi 232.000. Indeks manufaktur Philadelphia Fed naik tipis 1 poin menjadi 23,2 pada bulan April dan indeks ekonomi terkemuka naik 0,3% pada Maret-kenaikan terkecil sejak September lalu.

Sejauh ini, harga Emas belum menemukan katalis yang solid baik untuk naik tajam ataupun terkoreksi hebat. Seperti sentiment lonjakan inflasi atau respon Federal Reserve yang lebih agresif dengan suku bunga yang lebih tinggi, faktor yang akan diharapkan untuk mengangkat dolar dan menekan harga emas. Tak heran perdagangan berlangsung dalam kisaran yang ketat.

Di antara pejabat Fed yang berbicara pada peristiwa baru-baru ini, Gubernur Randal Quarles pada hari Rabu mengatakan kurva hasil perataan baru-baru ini bukan sinyal bahwa ekspansi ekonomi AS yang sembilan tahun sudah mendekati akhir. Sementara Gubernur Lael Brainard mengatakan pada hari Kamis bahwa ada “beberapa tanda ketidakseimbangan keuangan dalam ekonomi.”

Imbal hasil Obligasi pada perdagangan di hari Kamis kemarin mengalami kenaikan tajam. Pada Obligasi 10T naik 0,23% mendekati posisi tertinggi pada 2018 ini. Imbal hasil naik karena harga Obligasi sendiri jatuh.

Sementara itu, bursa saham AS turun, tetapi tetap di jalur kenaikannya untuk kinerja mingguan di belakang antusiasme atas laba kuartal pertama. (Lukman Hqeem)