ESANDAR, Jakarta – Harga minyak berusaha mempertahankan kenaikannya pada perdagangan awal minggu ini. Pada Senin (05/03/2018) Dolar AS masih lemah atas sejumlah mata uang lainnya. Hal ini memberikan harapan harga minyak mentah bisa bertahan di area penguatannya.
Minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk kontrak April di bursa New York Mercantile Exchangedivisi Comex untuk sementara menguat $0,21 atau 0,384 di level $61,46 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London sementara menguat $0,24 atau 0,37% di harga $64,61 per barel.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu menyatakan akan memberlakukan tarif bea masuk yang baru bagi produk baja dan alumunium yang mulai digunakan pekan depan, sehingga pasar saham Asia dan Eropa juga bergoyang negatif di mana investor membacanya bahwa sektor manufaktur AS kemungkinan besar akan mengalami penurunan produksinya dan membuat aktivitasnya turun sehingga permintaan bahan balar kemungkinan akan berkurang.
Beruntung memang dolar AS mengalami tekanan sehingga harga minyak sendiri tidak terlalu tertekan. Seperti kita ketahui bahwa korelasi antara dolar AS dan harga minyak sangat dekat karena usaha beli minyak biasanya menggunakan mata uang AS tersebut. Semakin dolar AS melemah maka usaha beli minyak akan terlihat semakin murah dan kuantitasnya akan bertambah.
Sejak awal, Pemerintahan Donald Trump selalu memikirkan sanksi baru kepada Venezuela yang biasanya berupa embargo impor minyak Venezuela kepada AS. Washington ingin menekan Presiden Nicola Maduro untuk tidak sewenang-wenang dalam menjalankan pemerintahannya. Kondisi ini tentu akan mengurangi pasokan minyak dunia sehingga investor melihat bahwa harga bisa menguat sejenak.
Beruntung bagi minyak ada hasil survei Reuters dan Bloomberg yang menyatakan bahwa produksi minyak OPEC bulan lalu mengalami penurunan lagi di 10 bulan berturut-turut. Menurut mereka bahwa produksi minyak OPEC sekarang mencapai 32,28 juta bph atau turun 80 ribu bph. Angka produksi tersebut mendekati level terendah April lalu 31,89 juta bph.
Baler Hughes sendiri akhir pekan lalu menyatakan bahwa kilang minyak AS yang diaktifkan kembali berjumlah 1 sehingga total menjadi 800 rig yang aktif. Pertanda harga minyak siap-siap turun. Inilah yang membuat produksi minyak AS akan terus naik, padahal sejak pertengahan 2016 hingga sekarang, produksi minyak AS sudah naik 20%.
Hari ini, OPEC bersama dengan produsen-produsen minyak dunia sedang berkumpul di Houston AS dalam rangka pertemuan tahunan. Presiden OPEC yang juga Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab, Suhail Mohammed Al-Marzrouel menyatakan bahwa pembatasan pasokan minyak OPEC akan berlangsung hingga tahun depan. (Lukman Hqeem)