Harga Emas Batangan Turun

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas terjungkal hingga ke posisi terendah di tahun ini. Penguatan Dolar AS menyusul kesaksian Gubernur Bank Sentral AS didepan Senat mendukung stabilnya rencana kenaikan suku bunga AS tahun ini.

Pada perdagangan hari Selasa (17/07), harga untuk kontrak pengiriman bulan Agustus, berakhir turun ke harga termurah ditahun ini, turun $ 12,40, atau 1%, di $ 1,227.30 per troy ons. Ini menandai penyelesaian terendah untuk kontrak paling aktif sejak 13 Juli 2017, dan penutupan di area negative ketiga kalinya secara beruntun. Pada penutupan pasar hari Jumat dan Senin, harga berakhir di posisi terendahnya juga.

Pasar melihat kesaksian Jerome Powell kepada Komite Perbankan Senat mengenai rencana bank sentral AS untuk terus menaikkan suku bunga menjadi pemicu kenaikan Dolar AS. Powell menjelaskan kenaikan ini akan dilakukan dengan kecepatan sekali setiap tiga bulan. Hari ini Jerome Powell akan bersaksi di depan Komisi Jasa Keuangan DPR.

Kenaikan suku bunga riil berdampak pada biaya peluang memegang emas karena logam tidak memberikan hasil. Suku bunga yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan nilai dolar yang biasanya bergerak berlawanan arah harga emas.

Data ekonomi AS Selasa optimis. Produksi industri naik 0,6% pada bulan Juni, sementara indeks keyakinan bulanan National Association of Home Builders tidak berubah pada 68 pada bulan Juli.

Harga emas telah menurun pada hari Senin karena data ekonomi AS, terutama penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan, tidak banyak menggeser ekspektasi untuk suku bunga yang lebih tinggi selama bulan-bulan mendatang – sebuah pandangan yang sebagian mendukung penguatan dolar AS tahun ini dan membantu untuk menenggelamkan emas, yang dihargai dalam mata uang.

Dalam jangka pendek, emas akan kurang berkilau. Logam mulia ini tidak bisa mendapatkan kekuatan apa pun untuk membalas penurunan ini. Indek Dolar AS naik hampir 0,5%. Bulan ini logam mulia ini  telah naik sekitar 0,3%.

Secara fundamental, Dolar AS masih akan melanjutkan kenaikannya. Sejumlah data ekonomi AS memberikan dukungan bagi Greenbacks untuk menguat kembali. Disisi lain, ekspektasi kenaikan inflasi juga tumbuh. Beredarnya spekulasi di kalangan pelaku pasar bahwa The Federal Reserve memungkinkan akan menaikkan suku bunga AS dua kali lebih banyak tahun ini sangat mendukung dolar AS naik. (Lukman Hqeem)