ESANDAR, Jakarta – Dolar AS makin terpuruk atas desakan sejumlah mata uang besar lainnya. Sebaliknya, harga emas terus bertahan diposisi puncak dan siap mengukir kenaikan tertingginya ditahun ini.
Harga emas tetap mendekati level tertinggi empat bulan di tengah berlanjutnya permintaan logam kuning karena data menunjukkan para pedagang meningkatkan posisi beli mereka pada emas untuk minggu keempat berturut-turut. Posisi beli emas naik 40.000 kontrak menjadi 203.300, ini merupakan jumlah tertinggi dalam enam minggu terakhir, menurut laporan Commitement of Traders (COT) terbaru.
Kenaikan harga logam mulia ini saat ini, sebenarnya menyimpan potensi koreksi yang kuat. Bagaimana tidak, hari ke hari, indek saham Dow Jones membukukan kinerja terbaiknya. Kenaikan ini memberikan kepercayaan bagi kenaikan bursa saham global. Alhasil, ekuitas global memperluas apreasiasinya dari tahun 2017, naik ke level tertinggi sepanjang masa.
Sebelumnya di hari Selasa, harga emas diperdagangkan kira-kira tidak berubah, mengabaikan rebound dolar AS saat itu dari posisi terendahnya dalam tiga tahun. Sebuah data menunjukkan para pedagang tetap bullish pada logam mulia meskipun terlihat pula peningkatan dalam permintaan untuk aset-aset berisiko.
Mencoba meredam resiko ini, sejumlah pelaku pasar berharap komoditi logam mulia ini akan melakukan range trading alias harga perdagangan yang berbolak-balik di tahun 2018 ini. Potensi koreksi masih terbuka, mengingat ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve di tahun ini cukup tinggi pula. Setidaknya, kisaran perdagangan ditahun ini antara $1.250 – $1.450 dengan rata-rata harga emas tahun ini $1.300.
Saat ini, harga Logam mulia ini diperdagangkan pada kisaran $1.335. Harga emas berpeluang naik terlebih masih ada sisa usaha mengincar kembali $1.345. Kenaikan selanjutnya akan mengarah ke harga $1.350. Sebaliknya, target koreksi harga emas adalah mencapai di $1.328. (Lukman Hqeem)