Bursa Saham AS Naik Ditengah Ancaman Government Shutdown

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indek Bursa Saham Dow Jones mampu ditutup diatas level 26,000. Prestasi ini menambah daftar panjang keberhasilan bursa saham-saham unggulan sepanjang sejarahnya. Dorongan kuat sentimen beli kali ini adalah paparan sejumlah wilayah The Federal Reserve yang lebih baik dari perkiraan pasar.

Indek Dow Jones berakhir naik 322.79 poin atau 1.3%, ke 26,115.65. Pada  perdagangan hari Selasa, indek Dow Jones mampu menembus 26,000 namun kemudian turun setelah mencetak kenaikan diatas 200 poin, ini menjadi berbaliknya arah perdagangan dalam satu hari yang paling besar  sejak Februari 2016.  Indek S&P 500 naik 26.14 poin atau 0.9%, ke 2,802.56. Indek Nasdaq naik 74.59 poin atau 1%, ke 7,298.28. Sepanjang tahun ini, indek saham utama tersebut telah naik lebih dari 4%. Ini merupakan pergerakan awal tahun yang terbaik sejak 2003 baik untuk Dow Jones ataupun S&P 500.

Tiga indek bursa saham utama ini telah naik antara 24% -32% selama hampir 12 bulan terakhir. Kenaikan ini dipicu sejumlah factor seperti pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang baik, pertumbuhan pendapatan emiten dan antusias pelaku pasar atas kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump. Seperti diketahui, kebijakan Trump cenderung kepada kalangan bisnis, salah satunya adalah pemangkasan pajak.

Para pialang kembali akan memfokuskan perhatian mereka pada isu penutupan pemerintahan di minggu ini. Para anggota legeslatif tengah hustling untuk memukul hammer out sebuah kesepakatan dalam masalah imigrasi untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan ini. Tanpa adanya kesepakatan anggaran belanja pemerintah hingga pukul 12 pagi hari Sabtu besok, sejumlah layanan pemerintahan AS akan ditutup.

Sementara itu, laporan sejumlah wilayah Bank Sentral, Beige Book menunjukkan proyeksi sejumlah indicator ekonomi ditahun 2018 ini. Umumnya, menunjukkan rasa kepercayaan diri dari sejumlah indicator diberbagai Negara bagian. Terkait dengan pemangkasan pajak saat ini, kalangan bisnis di Chicago dan Dallas merasa sangat diuntungkan. Sementara diwilayah Pantai Timur masih mengkhawatirkan tingginya pajak dari batasan baru dalam pengurangan pajak untuk bunga pinjaman hunian dan property serta pajak pendapatan negara bagian.

Pasar juga masih cukup percaya diri dengan laporan keuangan kwartal empat  sejumlah emiten. Meski masih banyak emiten yang belum melakukan paparan publiknya, namun penilaian pasar telah cukup tinggi dan menjadi alasan membeli sejumlah saham kembali.

Indikator ekonomi menunjukkan kenaikan produksi sebesar 0.9% dibulan Desember. Ini merupakan kenaikan beruntun keempat kalinya menurut paparan the Federal Reserve. Kenaikan ini diatas perkiraan pelaku pasar sebesar  0.6% saja.

Indek Saham Eropa terkoreksi sementara Indek Saham Asia ditutup beragam. Pada perdagangan Emas, harganya sedikit naik  sementara harga minyak mentah berbalik menguat kembali. Indek Dolar AS berbalik arah dengan menguat atas lawan-lawannya . Pada perdagangan mata uang Kripto, Bitcoin kembali turun hingga dibawah $10,000  setelah aksi jual terus melanda sebelum akhirnya mampu bangkit kembali hingga ditutup pada $10,812. (Lukman Hqeem)