ESANDAR, Jakarta – Dolar AS gagal untuk mempertahankan penguatan yang didapatkannya pada hari Rabu saat para pelaku pasar tetap khawatir dengan turbulensi yang membuat bursa ekuitas AS dan global terus bergejolak dan di saat yang sama terus dibayangi tekanan jual.
Beberapa indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang muncul, salah satunya dari China, menjadi salah satu faktor pemicu aksi jual masif yang membuat indeks-indeks saham utama AS bergelimpangan.
Pada hari Rabu terjadi rebound pada indeks-indeks tersebut namun kemarin sempat terlihat pula tekanan jual di sekitar awal hingga menjelang sesi perdagangan New York berakhir. Indeks-indeks itu berhasil bangkit namun hanya naik tipis dibandingkan penutupan sesi sebelumnya.
Gonjang-ganjing di bursa ekuitas tersebut membuat para investor beralih lagi menuju aset-aset safe havens selain dolar AS. Yen, franc dan emas pun segera mengeruk keuntungan dari situasi tersebut. Ketiga aset tersebut membukukan penutupan positif di akhir sesi kemarin.
Dolar AS juga semakin tertekan setelah indeks keyakinan konsumen dari Conference Board memburuk, turun dari 136,4 ke 128,1 sementara para ekonom memproyeksikan turun ke 133,7.
Kini di sesi penutupan pekan ini, dolar AS masih dibayangi tekanan jual kecuali jika tiba-tiba terbit kabar positif, misalnya, dari ranah politik dalam negeri AS yang diselimuti oleh “kegagalan” kepemimpinan Presiden AS Donald Trump menyusul pengunduran diri beberapa asistennya seperti Menteri Pertahanan James Mattis.
Hubungan Trump dengan Senat pun tidak harmonis. Ia bersikukuh akan siap untuk menunggu sampai kapanpun hingga anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko disetujui oleh Senat yang didominasi oleh Demokrat.
Kondisi serupa juga terlihat dari hubungan antara dirinya dengan Ketua Federal Reserve setelah berulang kali melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan bank sentral AS tersebut termasuk menyebutnya sebagai satu-satunya masalah bagi ekonomi AS.
Hari ini ada empat data yang dapat menjadi sorotan pasar selain isu politik yaitu indeks harga konsumen Jerman, indeks barometer ekonomi Swiss, indeks aktivitas manufaktur Chicago dan penjualan rumah tertunda di AS. (LH)