Euro masih tertekan oleh penguatan Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan mata uang, dolar AS diperdagangkan hampir datar, cenderung turun. Dolar berusaha menguat kembali seiring dengan peningkatan imbal hasil obligasi. Indek Dolar AS turun 0,1% pada 96,245, dimana dalam sebulan ini diperdagangkan sedikit lebih tinggi bulan ini.


Euro sempat tertekan terhadap dollar dari pengaruh safe-haven yang menjaga greenback mendekati level tertinggi dalam tiga minggu seiring pelemahan asset beresiko. IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3.5 persen pada 2019 dan 3.6 persen pada 2020 masing-masing turun 0.2 dan 0.1 poin persentase, dari perkiraan Oktober lalu. Euro berhasil pulih setelah data sentimen ekonomi Jerman naik dibulan Januari.

Data ZEW untuk Sentimen Ekonomi Jerman mencatat peningkatan 2.5 poin pada Januari 2019, dan sekarang berada pada minus 15.0 poin.


Poundsterling melonjak terhadap dollar dan euro setelah data menunjukkan pertumbuhan upah pekerja Inggris mencapai level tertinggi dalam 10 tahun. Ekonomi Inggris terus menambah lapangan pekerjaan pada akhir tahun 2018, meskipun tingkat ketidakpastian yang tinggi dihadapi bisnis mengenai cara negara akan meninggalkan Uni Eropa, jadwal keberangkatan untuk bulan Maret.


Jumlah orang yang bekerja dalam tiga bulan hingga November naik 141,000 pada periode tiga bulan sebelumnya, menaikkan tingkat pekerjaan menjadi 75.8%, ke rekor tertinggi. Semakin banyak orang mencari pekerjaan, dan jumlah pengangguran naik 8,000 dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya, meskipun tingkat pengangguran tetap di 4.0%, level terendah selama empat dekade.


Aussie terpantau turun seiring ssset beresiko turun ketika IMF menandai kekhawatiran tentang ekonomi global yang melemah pada hari Senin, setelah data dari China menunjukkan bahwa negara itu mencatat tingkat pertumbuhan paling lambat dalam tiga dekade, sehingga mendorong penurunan saham global.
Dalam laporan World Economic Outlook, IMF memperkirakan bahwa ekonomi global akan tumbuh 3.5 persen pada 2019 dan 3.6 persen pada 2020, masing-masing turun 0.2 dan 0.1 poin persentase dari perkiraan Oktober lalu.


Yen sebagai mata uang safe-haven kembali menguat pada hari Selasa karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global muncul kembali setelah IMF memangkas prospeknya dalam sepekan pendapatan perusahaan yang besar. IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3.5 persen pada 2019 dan 3.6 persen pada 2020 masing-masing turun 0.2 dan 0.1 poin persentase, dari perkiraan Oktober lalu. (Lukman Hqeem)