Harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas dalam perdagangan berjangka ditutup naik di hari Selasa (22/01). Permintaan atas aset safe haven meningkat dikalangan investor didorong oleh peringatan IMF atas melambatnya perekonomian global dan meningkatnya ketegangan hubungan AS – China kembali. Kedua negara ini bersitegang menyusul laporan bahwa AS membatalkan rencana pertemuan dengan para pejabat China ketika kedua negara berusaha untuk mencapai resolusi untuk sengketa perdagangan yang telah merusak prospek ekonomi global.


Peringatan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang prospek pertumbuhan global yang semakin kelam pada hari Senin terus membebani sentimen pasar. Laporan itu dirilis setelah China mengonfirmasi tingkat pertumbuhannya di level paling lambat dalam hampir 30 tahun. Dalam laporan World Economic Outlook Update, IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020, turun masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan Oktober lalu.


Para pejabat AS membatalkan pembicaraan perdagangan persiapan pekan ini dengan dua wakil menteri China, menjelang pertemuan tingkat tinggi di Washington akhir bulan ini, demikian menurut laporan Financial Times. Padahal kedua negara sebelumnya telah membuat tenggat waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Berita itu muncul muncul di akhir sesi perdagangan emas pada bursa berjangka. Alhasil harga logam mulia beringsut sedikit naik.


Harga Emas untuk pengiriman bulan Februari di bursa Comex naik 80 sen, atau kurang dari 0,1%, ke harga $ 1,283.40 per troy ons. Permintaan emas cenderung naik dengan beralihnya minat investor pada aset yang lebih aman. Aksi risk off, yang dilakukan investor dengan melepas saham berlangsung secara luas di Bursa Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Disaat yang sama, Dolar AS bergerak datar bahkan cenderung diperdagangkan sedikit lebih lemah karena Shutdown yang terjadi, diperkirakan masih akan dua minggu lagi. Kombinasi faktor itu cenderung meningkatkan permintaan investasi untuk emas.


Secara teknis, investor menemukan momentum untuk melakukan aksi beli kembali paska harga logam mulia ini mencapai harga terendahnya dalam perdagangan awal pekan ini. Pun demikian, ditengah tarikan jatuhnya harga komoditi logam lainnya pula, emas masih memiliki catatan gemilang. Hingga akhir tahun 2018, perdagangan emas ditutup dengan catatan kenaikannya. Naiknya harga emas seiring dengan jatuhnya ekuitas dan Dolar AS.


Sejumlah laporan pendapatn emiten bursa AS pada minggu ini, diyakini memberikan harapan bagi kenaikan indek saham. Sejak awal tahun, saham berusaha bangkit kembali dengan tajam, merampok permintaan logam mulia sebagai aset safe haven.

Dolar AS juga menguat kembali dan imbal hasil obligasi meningkat pula. Kedua faktor ini berusaha menutup permintaan akan logam mulia. Pada hari Selasa, Indek Dolar AS turun 0,1% pada 96,245, tetapi diperdagangkan sedikit lebih tinggi bulan ini.

Dibawah bayang-bayang sentiment negatif ini, dalam jangka panjang, permintaan investasi emas masih akan kuat. Indikasi dari peningkatan kepemilikan produk emas yang didukung pembelian secara fisik terus tumbuh. Hal ini akan menjadi pijakan harga yang kokoh. (Lukman Hqeem)