ESANDAR – Dolar terhuyung-huyung memasuki perdagangan minggu ini dengan kondisi terluka oleh penurunan peringkat dari Moody’s. Ini sesuatu yang sudah lama ditunggu-tunggu pelaku pasar, tetapi masih simbolis dimana sekarang peringkatnya adalah Aa1, dan tidak lagi mengenakan mahkota triple-A.
Para pialang tahu bahwa ini hanya masalah waktu dimana hari ini akan terjadi. Namun demikian, pasar tidak menduga akan disampaikantepat sebelum lampu hijau diberikan Komisi Anggaran DPR AS pada paket pajak dan belanja terbaru Trump. Alhasil menambah bahan bakar ke api fiskal.
Moody’s memang tidak berbasa-basi, dimana mereka mengutip soal beban utang dan bunga sekarang jauh di atas negara-negara tetangga. Washington dianggap tidak memiliki jalur yang kredibel untuk mempersempit kesenjangan.
Dalam kalimat sederhana bahwa kebusukan fiskal ini dapat segera diperhitungkan dalam dolar dengan sangat buruk.
Sebagai catatan tambahan, S&P dan Fitch juga telah menarik pelatuknya, dimana Moody’s adalah yang terakhir dan bisa dibilang, yang masih pura-pura dihormati oleh pasar obligasi.
Sekurangnya, mereka memberikan tanda tiga hal yakni dolar melemah, imbal hasil meningkat, dan ekuitas berjangka berbalik arah. Ini akan menjadi sesi “triple unwind” sebuah kredo klasik dimana pengurangan risiko, penurunan dolar, muntahan obligasi. Sekali lagi, jual asset Amerika akan terulang
Ironis memang jika kita menangkap kesepakatan pajak di akhir pekan yang disebut-sebut sebagai pro-pertumbuhan. Pada kenyataannya kesepakatan itu hanyalah upaya mahal pemerintah untuk memperpanjang status quo yakni defisit awal yang membebani atas imbalan citra politik.
Pertumbuhan ekonomi AS tidak akan mendapat angin kedua dari RUU ini. Paling banter, RUU ini menghindari kenaikan pajak. Paling buruk, RUU ini mengobarkan ekspektasi inflasi dan menekan imbal hasil jangka panjang lebih tinggi, yang pada gilirannya berisiko menggusur pertumbuhan yang diklaimnya untuk dilindungi. Dengan defisit yang masih diproyeksikan sebesar 5–7% dari PDB di masa mendatang, pasar obligasi mungkin tidak akan berhenti selamanya.
Penurunan peringkat Moody’s bukanlah kejutan—tetapi itu adalah pengingat. Kebusukan fiskal tidak bergerak cepat, ia terkikis perlahan—hingga tiba-tiba tidak lagi. Dolar tidak mati, tetapi tidak lagi tak terkalahkan. Tambahkan bisikan divestasi asing dan kemungkinan yang sangat nyata dari arus keluar modal struktural, dan dukungan indek dollar AS (DXY) di 100,20 mulai tampak lebih seperti target daripada batas bawah untuk minggu ini.
Jika melihat lebih jauh, pasar valas berada di tengah poros struktural. Ini bukan buku pedoman lama tentang perbedaan suku bunga dan arahan ke depan. Sekarang ini tentang kredibilitas—stabilitas fiskal, kelembagaan, dan arus modal. Dolar mungkin masih mendominasi secara struktural, tetapi keretakan semakin melebar. Neraca yang kuat dan rantai pasokan yang direshore mendorong negara berkembang Asia dan pasangan mata uang G10 tertentu kembali menjadi sorotan. Jika modal terus mempertanyakan peran USD sebagai tempat berlindung yang aman, kita akan mengalami perubahan besar tahun ini.