Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Senin (27/11/2017) dolar AS nampaknya ingin memberikan perlawanannya setelah di minggu lalu tertekan hampir 1%. Jatuhnya Indek Dolar AS akibat kekhawatiran The FED atas inflasi AS yang masih rendah.

Pergerakan Dolar AS terbatas, terlebih dengan liburan Thanksgiving. Kondisi ini memberikan kesempatan pada mata uang lainnya untuk menguat. Pada perdagangan EURUSD misalnya, Euro ditutup menguat pada level 1,1928. GBP/USD ditutup menguat di level 1,3328, AUD/USD ditutup menguat di level 0,7614 dan USD/JPY ditutup menguat di level 111,49. Sekaligus membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $5,00 atau 0,39% di level $1291,80 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguannya mengalami kenaikan sebesar 0,7%.

Tren pergerakan dolar AS akhir pekan cenderung tidak kondusif lagi sehingga greenback bergeraknya seakan memberitahu ke publik bahwa mata uang AS tersebut seharusnya tidak mengalami penguatan terlebih dahulu hingga The Fed menaikkan suku bunganya dan bagaimana proyeksi selanjutnya di tahun depan tentang kenaikannya.

Hasil dari Fed minutes pekan lalu memang membuat banyak pihak sedikit bingung dan langsung mengubah strategi perdagangannya terhadap dolar AS dan emas, karena The Fed sendiri sepertinya masih belum ada kepastian berapa kali tahun depan suku bunga akan naik. Sebelumnya pasar diberi isyarat oleh The Fed bahwa Fed fund rate akan naik 3 kali, namun karena pejabat The Fed yang ikut rapat suku bunga awal bulan lalu ternyata juga bingung menghadapi inflasi yang sangat sulit untuk naik, maka dapat dipastikan bahwa suku bunga The Fed juga makin hati-hati kenaikannya.

Namun melihat laporan dari National Retail Federation bahwa musim belanja Thanksgiving lalu sangat menggembirakan pihaknya karena besaran belanja tahun ini telah naik 17,9% dibandingkan tahun lalu dengan perilaku belanja konsumen sekarang beralih melalui pembelian online sehingga angka peningkatan sebesar itu belum ada dalam sejarah Thanksgiving selama ini.

Tingginya belanja di musim ini menandakan kondisi ekonomi AS memang masih tinggi dengan harapan bahwa sentimen konsumen atau keyakinan konsumen akan membaik hasilnya yang akan rilis besok malam sehingga ini merupakan pertanda bahwa ruang pertumbuhan ekonomi AS masih bertahan di atas angka 3%. Selain itu membaiknya daya beli berarti jumlah uang beredar juga sedang tinggi sehingga untuk membatasi gerak uang yang beredar memang kerja The Fed harus membatasinya dengan cara menaikkan suku bunganya.

Masalah reformasi pajak dipastikan di pekan ini akan membuat semakin terang kejelasannya di masa mendatang. Demikian pula dengan bentuk pemerintahan di Jerman dan progres dari perundingan Brexit yang masih belum juga ada titik terangnya.

Pemerintahan Jerman tampaknya akan segera terbentuk dan tentunya ini bagus buat euro, namun emas juga akan ikut tertekan karena sisi safe haven dalam kondisi begini tidak akan dilirik. Sedangkan masalah Brexit sedikit banyak tidak akan membuat pound sterling sendiri membaik, begitu juga emas.

Yang patut diwaspadai adalah reformasi pajak, bila bisa disetujui Senat AS, maka akan ada bom waktu dari greenback sehingga mata uang utama dunia lainnya dan emas bisa alami tekanannya.

Secara teknikal, beberapa perdagangan mata uang utama hari ini adalah sebagai berikut :

Dengan penutupan harian positif 0,68% dan mingguan yang juga positif 1,15% pada akhir hari Jumat, EUR/USD berpeluang untuk kembali melangkah ke utara namun akan terkoreksi terlebih dahulu. Target koreksi pertama di 1.1923 dan berikutnya di 1.1910. Apabila level tertinggi pekan lalu di 1.1944 dapat ditembus hari ini maka EUR/USD berpeluang besar untuk menuju 1.1965 dan level psikologis 1.2000.

Poundsterling menguat dengan hasil perundingan BREXIT yang menjanjikan. Pada perdagangan GBPUSD akhir minggu lalu ditutup naik 0,17%, bahkan kinerja mingguan berakhir naik 0,88%. Sedikit tertahan di 1.3340 namun tetap ada potensi tren kenaikan lanjutan. Dalam kisaran perdagangan di 1.2260 – 1.3386. GBPUSD berpotensi terkoreksi oleh aksi ambil untung dengan target terdekat di 1.3306 dan 1.3279.

Aussie sendiri nampaknya masih dalam masa koreksi. Dalam perdagangan AUSUSD, terlihat turun menuju 0.7605. Target berikutnya 0.7594 yang merupakan area pemicu aksi jual lanjutan. Sebaliknya, sentiment positif yang muncul akan membuat AUDUSD dapat menembus 0.7627, potensi bullish akan membesar dengan target berikutnya di 0.7648 dan 0.7670

Sementara pada perdagangan USDJPY, Dolar AS mampu menguat 0,31%. Meski kinerja mingguan negatif, namun penguatan ini memberikan harapan kenaikan lebih tinggi lagi. USDJPY berpotensi menembus level resistensi 111.70 dimana kisaran perdagangan hari ini antara 111.05 – 111.68.

Pada perdagangan komoditi, harga emas masih berpotensi bergerak naik turun. Dibayang-bayangi tekanan jual, harga emas berakhir negatif pada perdagangan minggu lalu. Baik pada basis mingguan (-0,41%) maupun harian (-0,19%). Harga emas masih cenderung terkoreksi dengan target menembus harga support di 1286. Jika ditembus,  harga emas berisiko turun hingga ke 1282.00 dan 1279.10. Sebaliknya potensi penguatan kembali akan menuju harga emas ke 1288.50 hingga 1290.00. (Lukman Hqeem)