ESANDAR, Jakarta – Dolar AS naik tipis ke posisi tertinggi dalam tiga minggu ini terhadap sejumlah mata uang pada hari Selasa (09/07/2019). Para pialang asyik menunggu petunjuk yang bisa didapatan dari paparan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di Kongres AS pada Rabu – Kamis ini. Juga menyisakan kajian risalah atau notulen dari rapat kebijakan terakhir The Fed tentang kemungkinan penurunan suku bunga acuan bank sentral tersebut.
Indeks dolar AS sendiri menutup sesi perdagangan di 97,49, naik 0,1%. Greenback telah menguat terhadap sebagian besar mata uang utama setelah laporan pemerintah AS pada Jumat lalu yang menunjukkan perekrutan domestik kuat di bulan Juni yang mengejutkan para ekonom dan pelaku pasar.
Penambahan pekerjaan sebanyak 224.000 bulan lalu mengurangi ekspektasi pasar tentang langkah penurunan tingkat suku bunga sebanyak 50 basis poin pada akhir bulan ini, meskipun pedagang masih meyakini bakal ada penurunan sebesar 25 basis-poin.
Di tengah-tengah kegelisahan Presiden AS Donald Trump, para pembuat kebijakan The Fed akhirnya mungkin mengalah dan menurunkan biaya pinjaman karena pertumbuhan upah yang moderat dan inflasi domestik yang lamban. Jadi saat ini pasar sedang mencari kejelasan tentang apa yang akan dihadapi pada akhir bulan ini.
Disisi lain, pergerakan suku bunga menyiratkan para keyakinan para pialang saat ini hanya sekitar sekitar 3% untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis pada akhir Juli, turun dari 25% dari seminggu sebelumnya.
Menjelang laporan pekerjaan hari Jumat, para spekulan bahkan menyusutkan pertaruhan bullish mereka pada dolar AS ke level terendah sejak Juli 2018, berdasarkan data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS yang dirilis Senin malam.
Prospek dolar AS selanjutnya mulai hari ini bergantung pada petunjuk tentang kemungkinan penurunan suku bunga dalam kesaksian 2-hari Powell di Kongres AS yang dimulai hari ini, juga pada notulen pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan lalu. Pasar akan mengukur apakah risalah FOMC akan menegaskan sikap dovish bank sentral AS yang sedang khawatir terhadap dampak perang perdagangan dan inflasi.
Sementara itu nominasi Ketua IMF Christine Lagarde sebagai pimpinan baru Bank Sentral Eropa (ECB) telah memicu kekhawatiran para pedagang bahwa bank tersebut akan cenderung untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih cepat daripada The Fed.
Selain Euro, Poundsterling juga tertekan hingga ke level terendah enam bulan baru di $1,2440 karena kegelisahan terkait Brexit dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England (BoE). (Lukman Hqeem)