Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Perdagangan mata uang tetap ringan bahkan ketika para pedagang berbasis di AS dan Inggris kembali dari liburan. Dolar AS bergerak lebih tinggi terhadap sejumlah mata uang di hari Selasa (28/05/2019).

Greenbacks  terangkat oleh kekhawatiran pasar terhadap masalah perang dagang, sentiment politik dan kenaikan kuat dalam indek keyakinan konsumen AS. Indek Dolar AS berakhir naik 0,19% ke 97,919. Indek dolar AS mencapai posisi puncak di level tertinggi dalam dua tahun ini di level 97,908 pada minggu lalu.

Kenaikan keyakinan konsumen memberikan dorongan bagi Dolar AS. Sebagaimana dikabarkan oleh Conference Board bahwa indeks keyakinan konsumen AS naik menjadi 134,1 pada bulan Mei. Ini merupakan posisi terkuat sejak November. Melampui perkiraan ekonom sebesar 130,00.

Disisi lain, kenaikan Dolar AS ini tidak juga mengangkat imbal hasil Obligasi AS, dimana imbal hasil yang jatuh tempo lebih lama turun ke posisi terendah 19-bulan. Sebelumnya, patokan imbal hasil Obligasi AS tenor 10-tahun jatuh menjadi 2,264% setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan Amerika Serikat dan China menjauh dari kesepakatan perdagangan. Itu adalah imbal hasil 10-tahun terendah sejak Oktober 2017. Para investor telah memburu surat utang pemerintah AS yang dianggap aman karena kekhawatiran terus terlihat akibat ketidakpastian perdagangan dan politik.

Euro tergelincir karena para investor merasa lega bahwa partai-partai pro-Eropa memenangkan mayoritas kursi parlemen Eropa, tetapi mereka tetap gelisah tentang masa depan blok ekonomi tersebut karena partai-partai euroskeptis dan sayap kanan berhasil memperoleh kursi. Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini, dengan Liga, partai sayap kanannya, menang dalam pemilihan Eropa pada hari Minggu, mengatakan Komisi Eropa dapat mendenda Italia 3 miliar euro karena melanggar peraturan utang dan defisit Uni Eropa, sebuah komentar yang membebani mata uang tunggal tersebut.

Para pemimpin Eropa sekarang bertemu di Brussels untuk memulai proses pengisian sejumlah jabatan teratas Uni Eropa, mulai dari kepala Komisi Eropa hingga Bank Sentral Eropa. Hari ini DeStatis akan melaporkan data pasar tenaga kerja Jerman, yang masih akan menjadi fokus perhatian pasar Eropa dalam meninjau laju pertumbuhan di kawasan tersebut.

Poundsterling terus mengalami tekanan di tengah gejolk politik Inggris terkait Brexit dan pemilihan Perdana Menteri secara langsung. Spekulasi yang timbul menunjukkan bahwa opsi penggantian May nampaknya tidak akan mempengaruhi keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, meskipun potensi Brexit tanpa kesepakatan semakin meningkat.

PM Irlandia Leo Varadkar mengatakan bahwa ada peningkatan risiko Brexit tanpa kesepakatan, sementara Menteri Perdagangan Fox mengatakan bahwa akan sangat disayangkan jika pihak UE tidak ingin menegosiasikan perubahan pada kesepakatan Brexit, yang man hal ini menjadi tanggung jawab dari UE. Menjelang sesi perdagangan sore hari waktu AS, kandidat Perdana Menteri Inggris lainnya, Esther Mc Vey mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk memberikan hasil referendum adalah merangkul semua pihak dengan Brexit tanpa kesepakatan.

Menyusul minimnya katalis untuk memberkan dukungan, mata uang Aussie diperdagangkan secara moderat hingga memasuki sesi perdagangan waktu Asia pagi ini. Aussie berhasil memanfaatkan keuntungan dari data manufaktur AS yang sedikit melambat, meskipun pasar dihiasi oleh sentimen risk-off yang lebih luas.

Berita politik dan nada risiko cenderung menjadi pendorong utama perubahan harga untuk sesi mendatang. Barometer bagi sentimen risiko global, yaitu yield Treasury AS yang turun hampir 5 basis poin menjadi 2.27%, yang merupakan angka terendahnya sejak Oktober 2017 lalu, dinilai telah memperlebar kerugian bagi Aussie di sesi perdagangan waktu AS semalam.

Sementara itu yen sedikit berubah pada 109,35 per dolar AS karena Presiden Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia mengharapkan Jepang dan Amerika Serikat bakal mengumumkan perjanjian perdagangan mungkin pada bulan Agustus. Pasangan mata uang USDJPY berhasil membalikkan penurunan yang terjadi di sesi perdagangan Eropa Selasa kemarin, yang membawa pasangan mata uang tersebut ke posisi terendahnya dalam dua pekan terakhir hingga berada di kisaran netral di 109.00.

Sedikit penurunan dalam sentimen risiko global mendukung Yen Jepang dan memberikan tekanan ke bawah pada mata uang utama. Tekanan bearish sempat meningkat pasca penurunan di yield Treasury AS. Akan tetapi pemulihan moderat intraday yang terjadi di pasar ekuitas Eropa, serta ditambah dengan permintaan terhadap greenback, dinilai mampu membantu untuk menghentikan penurunan dan menjadi faktor kunci bagi pemulihan USDJPY. (Lukman Hqeem)